Pixel Codejatimnow.com

Kepala SDN 4 Sumberagung Merasa Janggal Siswanya Gantung Diri, Ini Alasannya

Editor : Zaki Zubaidi  
Kepala SDN 4 Sumberagung Wawan Sugiarto. (Foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)
Kepala SDN 4 Sumberagung Wawan Sugiarto. (Foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pihak SDN 4 Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, masih mempertanyakan kematian MR (11), dengan cara gantung diri.

Wawan Sugiarto (36), selaku kepala sekolah merasa janggal atas kematian anak didiknya itu yang tewas gantung diri di dapur rumahnya.

Menurutnya, bagaimana mungkin anak sesusianya bisa membuat tali simpul yang diikatkan dilehernya. Ditambah, tali plastik yang digunakan korban diikatkan pada titik yang sulit dijangkau anak seusianya.

"Yang jadi pertanyaan, bagaimana bisa punya pikiran gantung diri. Apalagi itu tinggi (tempat gantung diri)," ujarnya.

Lanjut Wawan, kematian akibat gantung diri seperti lidah menjulur, badan menegang dan keluarnya kotoran dari dubur tidak nampak. Atas alasan tesebut dirinya masih merasa janggal.

“Tanda-tanda itu kan tidak ada. Jujur, kami rasa sangat janggal,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Pesanggaran, AKP Basori Alwi menegaskan kematian MR pada Senin (27/02/2023) lalu murni karena gantung diri.

Hal itu dipastikan melalui serangkaian proses identifikasi yang dilakukan pasca kematian korban.

“Korban memanjat dipan, ada di situ saat kejadian (dipan),” katanya.

Baca juga:
Geger, Warga Arjosari Kota Malang Ditemukan Gantung Diri di Rumahnya

Masih kata Basori, kondisi lain yang menguatkan kematian MR karena gantung diri yakni adanya bekas jari yang diduga milik korban di kusen pintu dapur.

“Kami lihat ada bekas tangan (sidik jari) di kusen pintu. Itu ditemukan saat identifikasi kemarin,” ujarnya.

Terkait tanda-tanda seperti lidah terjulur dan tidak munculnya kotoran dari dubur korban, menurut Basori itu karena saat ditemukan korban masih hidup.

“Saat ditemukan korban itu masih hidup, jadi tanda-tanda itu tidak muncul,” dalihnya.

Baca juga:
5 Trending Topik Pekan Ini, Nomor 1 Mendekatkan Sejarah dengan Generasi Muda

Basori juga menyebut alasan dibalik Wasiah menelepon Nur Rohim, kakak kandung korban. Hal itu antaran ia tidak bisa melepaskan ikatan di leher pada anaknya. Tangan ibu korban itu tidak normal atau tuna daksa.

“Jari-jarinya tidak tumbuh dengan sempurna, jadi tidak bisa melepas sendiri,” tandasnya.

Reporter: Eko Purwanto