Pixel Codejatimnow.com

Jelang Panen Raya Harga Gabah di Jombang Anjlok

Editor : Rochman Arief  Reporter : Elok Aprianto
Mukid menunjukkan hasil panen padi yang harga gabah sempat anjlok. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Mukid menunjukkan hasil panen padi yang harga gabah sempat anjlok. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Jelang panen raya padi di Jombang membuat harga gabah turun. Kondisi ini tidak sama jika dibandingkan dengan musim panen raya tahun kemarin. Tentu jatuhnya harga gabah ini membuat banyak petani di Jombang yang kecewa.

Mukid (48), petani padi di Desa Gudo, Kecamatan Gudo Jombang mengaku belum ada peningkatan penghasilan dari panen raya musim ini. Sebab, harga gabah turun dibandingkan dengan musim panen akhir tahun kemarin.

"Musim panen kali ini harganya turun sekali mas. Gabah hanya Rp3.800 per kilogram kering panen," ungkap Mukid, Rabu (7/3/2023).

Ia menjelaskan sebelumnya harga gabah sempat mencapai angka Rp5.000 per kilogram. Dengan harga gabah yang jatuh, ia mengaku sebagian besar petani bisa merugi.

"Ya kalau harganya tidak sama dengan tahun lalu, jelas rugi. Belum ongkos tanam dan panen. Pasti tidak mendapatkan untung," katanya.

Sementara itu, di Desa Turupinggir, Kecamatan Megaluh, harga gabah kering panen (GKP) dipatok diangka Rp4.200 hingga Rp 4.300 per kilogram.

"Kalau di sini (Gudo) harga gabah kalau panen tidak menggunakan combine (traktor), jadi harga gabah bisa Rp 4.200 tapi kalau menggunakan combine Rp4.300 per kg," kata Abdul (58) salah satu petani Turipinggir.

Abdul mengatakan harga jual gabah itu membuat petani belum mendapat untung. Karena saat ini ongkos tanam sangat mahal.

"Sekarang kan pupuk subsidi jatahnya dikurangi. Jadi ya harus ditambah pupuk nonsubsidi," jelasnya.

Ia menyebut kebutuhan pupuk untuk lahan miliknya saat ini cukup banyak, karena tanah miliknya kurang bagus. ia menunjukkan jika sawah miliknya tanahnya cenderung berwarna putih dan membutuhkan pupuknya dalam jumlah banyak.

Pemkab Jombang menyatakan produksi padi tahun ini jauh lebih bagus dibandingkan tahun lalu kendati harga GKP tahun ini jatuh. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)Pemkab Jombang menyatakan produksi padi tahun ini jauh lebih bagus dibandingkan tahun lalu kendati harga GKP tahun ini jatuh. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Baca juga:
Panen Raya Probolinggo Diklaim Mampu Penuhi Kebutuhan 1,2 Juta Warga

"Kalau (pupuk) tidak ditambah, hasil padi kurang bagus," paparnya.

Meski begitu, hasil panen padi saat ini terbilang cukup bagus dari sisi produktivitas. Dikarenakan, satu hektare sawah bisa menghasilkan minimal 5 ton per hektare.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Jombang, M Rony mengatakan, panen raya padi diperkirakan terjadi pada bulan Maret hingga April.

"Beberapa wilayah sudah ada yang mulai panen, seperti di Mojowarno, Megaluh dan kecamatan lainnya," ungkapnya.

Terkait dengan harga gabah, Rony menjelaskan bahwa Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan SE (Surat Edaran) harga batas untuk gabah.

"Harga GKP di tingkat petani sebesar Rp4.550 per kg, sedangkan di penggilingan harganya Rp 4.650 per kg, gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp5.700 per kg. Memang kondisi di lapangan harganya berfariasi," katanya.

Baca juga:
Panen Melimpah, Warga Desa di Lamongan Gelar Sedekah Bumi

Ditetapkan harga batas atas ini untuk menekan inflansi kenaikan harga besar. Namun demikian harga tersebut tidak merugikan petani. Malahan, lanjut Rony, temuan di lapangan harga GKP ada yang di bawah penetapan dari Bapanas.

Rony menegaskan bahwa harga gabah yang bervariasi disebabkan kondisi hasil panen.

”Bisa jadi gabahnya itu terkena hama wereng. Atau pas panen juga turun hujan, sehingga kadar airnya tinggi. Itu bisa memengaruhi harga,” tuturnya.

Kendati demikian, untuk hasil panen kali ini terbilang cukup bagus. Karena para petani bisa menghasilkan rata-rata 7-8 ton per hektare. Di Kabupaten Jombang diperkirakan ada 17 ribu hektare yang panen pada bulan Maret, sedangkan untuk bulan APril 22 ribu hektare.