Pixel Code jatimnow.com

Saran untuk Soekarwo: 'Jangan ke Lain Hati!'

Editor : Budi Sugiharto  

jatimnow.com - Soekarwo dinilai dalam posisi yang dilematis. Namun ketua Partai Demokrat Jawa Timur ini disarankan tidak mudah 'ke lain hati' alias pindah partai.

"Pakde terjepit dalam dua kepentingan yang sesungguhnya sama beratnya. Pertama, jika melihat arus bawah elektoral Jatim pilihan kepada Jokowi lebih kuat apalagi Bu Khofifah gubernur terpilih juga sudah klir menunjukkan dukungan yang sama," kata Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam kepada jatimnow.com, Selasa (14/8/2018).

Kedua, kata Surokim, sebagai kader utama di pusat, posisi Demokrat berada dalam situasi yang tidak ideal yang membuat pilihan koalisi terkunci baik kepada Jokowi maupun pada Prabowo.

Ia menilai, dilema ini jelas dirasakan Pakde Karwo antara harus melihat fakta arus bawah elektoral di Jatim atau melihat posisi DPP Demokrat yang terjepit.

"Dalam situasi seperti itu saya tetap melihat pilihan stategis pakde yang bertahan di Demokrat dan tidak pindah partai," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo ini.

Bagi Surokim, akan ada efek yang banyak merugikan baik bagi Pakde Karwo maupun Demokrat jika Pakde Karwo pindah partai, apalagi momentum waktunya juga tidak pas.

Pakde Karwo diminta realistis menakar peran dan posisi Demokrat yang terjepit sekarang ini.


Surokim Abdussalam


"Pakde lebih baik fokus pada upaya memenangkan pertarungan legislatif Demokrat di Jatim dan tidak terjebak kepada kontestasi pilpres yang sesungguhnya coat tail efeknya pada Demokrat sangat rendah dan tidak menguntungkan," katanya.

"Jangan sampai Pakde Karwo terus terbawa arus emosional mengikuti tawaran pindah partai  atau ke lain hati karena perbedaan dalam dukungan pilpres yang justru akan membawa banyak hal negatif," tambah Surokim yang juga peneliti dan analis media di Surabaya Survey Center (SSC)

Surokim meminta Pakde Karwo fokus pada upaya pemenangan legislatif di Jatim dan linier dengan momentum mengambil manfaat atas kemenangan Bu Khofifah pada Pilgub Jatim lalu.

"Jika Pakde Karwo pindah partai maka menurut saya itu bukan pilihan bijak saat ini sekaligus juga emosional dan tidak sesuai momentum politiknya. Kalau pakde terus terseret arus dukungan pilpres maka coat tail effect kemenangan Demokrat Jatim dalam pilgub menjadi mengecil, tidak bermakna dan bisa memudar dan itu jelas kerugian tidak saja untuk pakde, tetapi juga pemenangan legislatif Demokrat di Jatim," terang dia.

Sebaliknya. Surokim mengingatkan untuk DPP Demokrat tidak boleh emosional melihat posisi Pakde Karwo, karena fakta politik Jatim saat ini lagi trend bagus baik Pakde Karwo maupun Khofifah sebagai basis kemenanganan Demokrat

"DPP Demokrat terjepit dalam pilihan yang sesungguhnya tidak dikehendaki karena poros 3 tidak jadi terbentuk, maka beban kesalahan itu sesungguhnya DPP juga ikut berkontribusi membuat Demokrat tidak dalam posisi ideal dan penentu dalam koalisi," jelas Surokim.

Dan mestinya tetap elegan melihat pakde dalam posisi yang juga terjepit dalam dua arus kepentingan besar itu, tambahnya.

Baca juga:
Partai Demokrat Jember Laporkan Menantu Bupati Hendy ke Polisi

Isu loncatnya Pakde Karwo sudah dijawab Partai Demokrat. Adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat (PD) Hinca Pandjaitan melalui akun twitter pribadinya @hincapandjaitanXIII.

Ia mengunggah foto SBY dan Soekarwo pada Pukul 09.30 Wib, Selasa (14/8/2018). Namun Hinca tidak langsung menyinggung isu Soekarwo tersebut, namun ia memastikan bahwa semua kader di Jawa Timur solid.

"Bapak SBY & Pakde Karwo. Semua kader Jawa Timur dalam kondisi S14P dan Kompak untuk Pileg dan Pilpres 2019 mendatang", tulis Hinca dalam caption foto SBY dan Soekarwo tengah berjabat tangan.

Juru Bicara Partai Demokrat Imelda Sari melalui cuitannya di twitter juga menepis. Lewat akun pribadinya, @isari68, pada pukul 12.00 Wib, Senin (13/8/2018), ia membantah kabar loncatnya Soekarwo.

Ia mengungkapkan bahwa Soekarwo bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca juga:
Demokrat Sebut Cawabup Trenggalek Bohongi Parpol



Penulis/Editor: Budi Sugiharto