jatimnow.com - Kadiv Administrasi Kanwil Kemenkumham Bali, Mamur Saputra terkesan dengan pelayanan pegawai di Kanwil Kemenkumham Jatim.
Pujian itu dilontarkan Mamur saat melakukan studi tiru pembangunan zona integritas di Kantor Kemenkumham Jatim Jalan Kayoon No. 50-52, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya pada Kamis (9/2/2023) lalu.
Menurut Mamur, pegawai Kanwil Kemenkumham Jatim telah membuatnya terkesan karena telah memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat pengguna layanan.
"Bagaimana petugas mengarahkan dan rambu-rambu yang ada juga sangat mudah dimengerti," ujar Mamur dalam siaran pers Kanwil Kemenkumham Jatim, Sabtu (11/3/2023).
Mamur juga mengapresiasi kolaborasi dengan stakeholder yang dilakukan instansi yang dipimpin Imam Jauhari itu. Sehingga bisa membangun dan memperbaiki sarana pelayanan yang ada.
"Kami mendapatkan banyak sekali ilmu dan referensi dari Jawa Timur, dan kami berkomitmen untuk mengambil yang baik dan yang belum ada di Bali," ungkapnya.
Sementara itu, Kadiv Administrasi Saefur Rochim menambahkan bahwa Jawa Timur menjadi salah satu kanwil yang paling dinamis. Baik dari isu keamanan dan ketertiban lapas dan rutan, pelayanan keimigrasian hingga pelayanan hukum dan HAM.
Baca juga:
2 Pimti Pratama Kemenkumham Jatim Promosi ke Unit Pusat Kementerian Hukum
"Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kami karena dalam melakukan pembangunan zona integritas, kanwil punya peran ganda. Selain sebagai pembina, kami juga sebagai pelaksana," paparnya.
Menurut Rochim, pihaknya harus membina 63 UPT jajaran dan disaat bersamaan juga harus melaksanakan pembangunan zona integritas sebagai sebuah satker.
"Mengutip pesan Sekjen Komjen Pol Andap Budhi Revianto, bahwa Kanwil harus lead by example atau memimpin dengan memberi contoh. Jadi, kalau kanwil sudah meraih WBBM, tidak ada alasan lagi dari UPT untuk bermalas-malasan melakukan pembangunan zona integritas," jelasnya.
Baca juga:
48 Napi High Risk di 7 Lapas Jatim Dipindah ke Nusakambangan
Salah satu kunci sukses pokja di Jawa Timur, lanjut Rochim, adalah tim yang solid. Ia menegaskan bahwa predikat WBBM yang diraih bukan hanya hasil kerja 1-2 orang saja.
"Seluruh divisi dilibatkan dalam pokja. Seluruh individu di setiap divisi harus membuat inovasi," tegasnya.
Rochim menandaskan bahwa kunci utama dalam inovasi yang dibangun yaitu sinergi dan kolaborasi. Inovasi jangan hanya terpaku pada aplikasi. Yang lebih penting adalah sinergi dan kolaborasi untuk menjawab tantangan.
"Kami membangun ulang pusat pelayanan terpadu tadi dengan dukungan dari stakeholder utama kami yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI). BNI berpartipasi dalam pembangunan pusat pelayanan terpadu untuk menciptakan ruangan yang lebih representatif," pungkasnya.