Pixel Code jatimnow.com

14.781 Hektare Padi di Kabupaten Kediri Siap Dipanen Maret ini

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Yanuar Dedy
Panen padi di Kabupaten Kediri (Foto: Kominfo Kabupaten Kediri/jatimnow.com)
Panen padi di Kabupaten Kediri (Foto: Kominfo Kabupaten Kediri/jatimnow.com)

jatimnow.com - 14.781 hektare tanaman padi di Kabupaten Kediri siap panen Maret 2023 ini. Bahkan sampai Juni, gabah yang dihasilkan diperkirakan mencapai 155.000 ton.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo mengatakan, untuk Maret 2023 ini luas tanaman padi yang siap panen mencapai 14.781 hektar. Panen selanjutnya pada April seluas 5.000 hektar dan puncaknya pada Mei, 18.000 hektar.

Dari luasan tanah yang siap dipanen tersebut, Anang menyebut akan menghasilkan gabah 9.124 ton. Ditambah dengan masa panen selanjutnya yaitu April, Mei dan Juni jumlah totalnya akan mencapai 155.000 ton.

Jumlah ini menurut Anang, sudah bisa mewujudkan swasembada di Kabupaten Kediri. Bahkan setiap tahunnya surplus mencapai 45.000-50.000 ton beras.

"Karena luas tanam dan luas panen kita setiap tahun untuk wilayah Kabupaten Kediri kisaran 49.000-51.000 hektar," terang Anang dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Senin (13/3/2023).

Sementara untuk harga gabah, lanjut Anang, saat ini cukup bagus untuk petani, yaitu Rp5.500/kg. Harapannya, sampai Mei, harga gabah tetap stabil walaupun panen raya.

Baca juga:
Komitmen Mas Dhito Wujudkan Kemandirian dan Cegah Bullying Anak Disabilitas di Kediri

"Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa efisiensi produksi terkait dengan penggunaan pupuk. Ada keseimbangan dari biaya produksi dengan yang dihasilkan oleh petani," tambah dia.

Seperti yang terlihat di Kecamatan Purwoasri, sebagai sentra pangan di Kabupaten Kediri. Para petani di sini telah menerapkan program Desa Inovasi Tani Organik (DITO) dan sudah berkembang pesat.

"Walaupun belum sepenuhnya memakai bahan organik, tetapi mulai bisa menemukan keseimbangan. Dalam penggunaan bahan kimia sudah berkurang dan petani sudah mulai mandiri," papar dia.

Baca juga:
Waspada Penipuan Catut Nama Mas Dhito, Janjikan Bantuan untuk Masjid dan TPQ

Program DITO bukan sekadar penerapan pertanian organik murni, melainkan muaranya pada kemandirian petani.

"Bagaimana petani bisa membuat pupuk sendiri, membuat pestisida sendiri, hingga diajari membuat benih sendiri. Semuanya agar petani semakin berdaya," pungkas Anang.

(ADV)