Pixel Codejatimnow.com

Ratusan Ekor Sapi di Jombang Terjangkit LSD, Paling Banyak Utara Sungai Brantas

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Elok Aprianto
Ilustrasi peternakan sapi di Jombang (Foto: Dok. jatimnow.com)
Ilustrasi peternakan sapi di Jombang (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - 938 ekor sapi di Jombang terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit seperti cacar. Penyakit hewan ini bahkan sudah menyebar di 13 kecamatan.

Kasus itu kini dalam penanganan Dinas Peternakan Jombang, sesuai arahan Bupati Hj Mundjidah Wahab.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugiyoto menjelaskan, terhitung sejak 6 Februari hingga 11 Maret 2023, kasus LSD ini ada di 13 kecamatan.

Dia merinci, untuk di Kecamatan Kabuh, ada sekitar 205 kasus. Kecamatan Plandaan 527 kasus dan Kudu ada 88 kasus. Kecamatan Bandarkedungmulyo sekitar 33 kasus, Ngusikan ada 30 kasus, Ploso dengan 15 kasus dan Tembelang 12 kasus.

Sementara di Kecamatan Perak ada 8 kasus, Megaluh 7 kasus. Kemudian Kecamatan Jombang dengan 6 kasus, Peterongan 5 kasus, Sumobito dan Jogoroto masing-masing 1 kasus.

"Kita sudah melakukan pengendalian. Termasuk pencegahan," ungkap Agus, Senin (13/3/2023)

Agus menyebut, berdasarkan data dari Dinas Peternakan, kasus terbanyak ada di wilayah utara Sungai Brantas, yaitu Kecamatan Kabuh, Plandaan, Kudu, dan Ngusikan.

"Petugas terus melakukan edukasi. Karena jumlahnya ratusan ekor sapi di utara brantas terkena LSD," paparnya.

Baca juga:
Video: Melihat Kontes Sapi Jumbo di Tulungagung

"Dinas sudah menggerakkan semua petugas untuk melakukan pengobatan, edukasi dan pemberian disinfektan, termasuk penandaan," tambah Agus.

Dia menjelaskan, gejala awal ciri-ciri sapi yang terkena LSD yaitu badan sapi menjadi panas, dan nafsu makan berkurang. Kemudian terdapat benjolan-benjolan pada kulit seperti cacar air.

"Ini tidak berbahaya bagi manusia. Bahkan belum ada laporan sapi yang mati akibat LSD. Tidak seperti PMK, virus ini tidak menular pada manusia. Dagingnya juga masih aman untuk dikonsumsi. Bahkan sekarang sudah ada yang sembuh, sekitar 30 persen," papar Agus.

Ia menyebut kasus LSD ini berasal dari sapi luar Jombang yang diperjualbelikan di wilayah utara Sungai Brantas.

Baca juga:
Kasus Lumpy Skin Disease di Trenggalek Naik karena Capaian Vaksin Rendah

"Paling banyak itu sapi dari luar. Seperti daerah Bojonegoro itu awalnya," sambung dia.

Ia menghimbau para pemilik sapi agar tidak perlu khawatir dan panik menghadapi kasus LSD. Peternak diharapkan tetap rajin menjaga kebersihan kandang.

"Cara mengantisipasi, dikasih vitamin, dan antibiotik. Dan kandangnya dikasih disinfektan," pungkasnya.