Pixel Codejatimnow.com

3 Tim Binaan YISB Sabet Medali di Ajang YISF

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dewi Sartika asal Surabaya, salah satu binaan YISB yang mendapat medali YISF. (Foto: Farizal Tito/jatimnow.com)
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dewi Sartika asal Surabaya, salah satu binaan YISB yang mendapat medali YISF. (Foto: Farizal Tito/jatimnow.com)

jatimnow.com - Tiga tim binaan Yayasan Indonesia Sejahtera Barokah (YISB) berhasil menyabet prestasi yang membanggakan pada ajang Youth International Science Fair (YISF) yang digelar di Bali pada 8 hingga 12 Maret 2023.

Tim pertama Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dewi Sartika asal Surabaya memperoleh medali emas, kategori environmental technology kelas SD.

Tim sekolah asal Tambak Wedi Surabaya ini mengalahkan perwakilan dari 30 negara peserta, melalui inovasinya effervescent berbahan dasar eceng gondok yang dapat menghancurkan zat logam berat pada air.

"Kandungan zat logam berat pada air tersebut jika terlalu banyak bisa menyebabkan berbagai macam penyakit kulit," kata tim ahli dari YISB, Budi Santoso di Surabaya, Selasa (14/3/2023).

Budi menjelaskan, pembuatan effervescent eceng gondok tersebut terinspirasi dari lingkungan sekitar tempat tinggal para siswa, banyak aliran air dengan kandungan ion logam berat yang tinggi.

"Melihat hal itu mereka pun mulai mempelajari jurnal-jurnal baik jurnal internasional maupun jurnal nasional. Kemudian mereka review ke saya mereka menemukan eceng gondok, yang terutama pada tangkainya memiliki kekuatan untuk mengikat ion logam berat," ujar Budi.

Berdasarkan ide tersebut tim mengembangkan inovasi dengan cara mengekstrak eceng gondong menjadi tablet effervescent.

"Hasilnya pun terbilang efektif, dimana satu tablet effervescent eceng gondok seberat 5 gram, mampu menghilangkan 85 persen kandungan ion logam berat pada satu liter air," bebernya.

Baca juga:
Siswa Keluarga Miskin Surabaya Jangan Beli Seragam di Tahun Ajaran Baru

Sedangkan dua tim lainnya pada ajang yang sama. Yakni Tim Papua Bisa asal Manokwari. Tim yang diisi siswa-siswi berprestasi asal Manokwari, Papua itu juga menorehkan medali emas pada kategori environment technology kelas SMA.

"Mereka meneliti tingkat kejernihan air di Manokwari berdasarkan kandungan invertebrata. Sampelnya ada dua sungai yakni Sungai Mandopi dan Sungai Aimasi," ujarnya.

Tim terakhir yakni Papua Bisa asal Sorong, yang pada ajang tersebut menorehkan medali perak di kategori innovation technology kelas SMA. Mereka menginovasikan pengawet alami berbahan dasar daun jambu biji dan kluek.

Dua bahan dasar tersebut dilakukan distilasi atau penyulingan dengan tujuan untuk mengawetkan ikan asap dengan jangka lama dan tidak busuk.

Baca juga:
Pemkot Akan Rehab 40 Gedung Sekolah di Kota Malang Tahun 2024

"Setelah berbentuk cairan dari bahan kluek dan daun biji itu kemudian disemprotkan dipermukaan Ikan asap dan apabila disimpan menggunakan dua lapis plastik polietilena dan plastik polipropilena ini dapat bertahan selama 1 tahun meski tidak disimpan ditempat dingin," bebernya.

"Namun setelah kemasannya itu tebuka dapat bertahan selama 1 Minggu atau 7 hari, kenapa kami ambil kemasan plastik karena agar mudah dibawa," imbuhnya.