Pixel Codejatimnow.com

Antisipasi Penyebaran PMK , BPBD Jatim Bentuk Satgas di Perbatasan

Editor : Rochman Arief  Reporter : Ni'am Kurniawan
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto meninjau pemantauan ternak di perbatasan. (foto: BPBD Jatim for jatimnow.com)
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto meninjau pemantauan ternak di perbatasan. (foto: BPBD Jatim for jatimnow.com)

jatimnow.com - Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) BPBD Jawa Timur terus siaga mewaspadai penyebaran penyakit yang menyerang ternak yang masuk Jawa Timur.

BPBD Jatim berupaya mencapai target penurunan PMK hingga nol kasus di seluruh Jatim. Untuk mewujudkan itu, Satgas PMK juga bekerjasama dengan TNI, Polri hingga relawan.

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengakui pihaknya tak berhenti melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait PMK. Termasuk juga memberikan bantuan jika mendapati ada ternak yang mati akibat PMK.

"Target kita mewujudkan nol kasus di seluruh Jawa Timur. Selain melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait PMK, kita juga memberikan bantuan jika mendapati ternak mati. Termasuk melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta mengadakan razia di perbatasan lalu lintas hewan ternak, yang akan masuk ke Jatim," ujar Gatot, sapaan akrabnya, Selasa (14/3/2023)

Pihaknya juga melakukan pemantauan di sejumlah titik, seperti di perbatasan dua provinsi. Sebut saja antara Jatim dan Jawa Tengah atau Jatim dengan Bali. BPBD juga melibatkan Polri di dalamnya, serta Dinas Peternakan setempat sebagai filter.

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto meminta perbatasan sebagai filter penyebaran PMK. (foto: BPBD Jatim for jatimnow.com)Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto meminta perbatasan sebagai filter penyebaran PMK. (foto: BPBD Jatim for jatimnow.com)

"Tiap hewan ternak yang masuk Jatim, ada tim yang memeriksa dari dinas peternakan. Lalu kami menyemprot disinfektan dan teman kepolisian melihat berkasnya apakah distribusi hewan itu sudah sesuai dengan dokumen atau belum," terang Gatot.

Baca juga:
Profil 4 Calon Anggota DPD RI dari Jatim

Belakangan ini pihaknya juga siaga untuk mengawasi dan mengantisipasi lalu lintas sapi dari Jateng ke Jatim, atau sebaliknya guna menekan penyebaran kasus. Diharapkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga melakukan hal serupa, agar diperoleh hasil maksimal.

"Kalau kita giat melakukan penyemprotan dan sosialisasi, tetapi daerah lain tidak, kita bisa kebobolan. Itu sebabnya, kami meminta kerja sama dua wilayah ini harus baik, agar bisa mengantisipasi penyebaran penyakit," terangnya.

Berdasarkan update situasi penanganan PMK pada Ternak di Jatim hingga 14 Maret 2023 terekam data sebagai berikut:

1. Kasus, di Jatim tercatat 198.364 kasus PMK, jumlah hari ini bertambah 136 ekor, menjadi 198.500 ekor, kasus.

Baca juga:
Ning Lia OTW ke Senayan, Tokoh Pendidikan Thailand Berdoa Begini

2. Sakit, di Jatim sebelumnya tercatat 2.875 ekor (1,45 persen), jumlah itu kemudian bertambah 136 ekor.

3. Sembuh, di Jatim sebelumnya ada 188.494 (95,02 persen), dan hari ini dari jumlah itu, bertambah lagi tujuh ekor ternak sembuh.

4. Potong paksa, di Jatim tercatat 2.679 ekor (1,35) persen. Jumlah hari ini bertambah 18 ekor.