jatimnow.com- Aktivitas penjual bunga tabur makam di ruas Jalan Medokan Semampir, Surabaya bisa dianggap unik. Startegi marketingnya berbeda dengan penjual bunga tabur lainnya yang cendering pasif.
Cara mereka berjualan bunga setaman itu berbeda. Para penjual berbaris rapi memanjang di balik pagar makam, dan ada seorang helper yang menenteng tas bunga tepat di pinggir jalan.
Tidak berhenti di situ, pemandangan warna-warni dari payung yang berderet juga otomatis menarik perhatian para peziarah yang melintas di Jalan medokan Semampir tersebut.
Salah seorang warga Semampir, Abdul Muchid (53) mengatakan, bahwa desain dari model jualan bunga ini diinisiasi kepala RW setempat.
"Model skema seperti ini diinisiasi oleh kepala RW Kelurahan Medokan Semampir, yakni RW 2, 3, dan 8. Sejak tahun 2021, yang itu bertepatan dengan pandemi Covid-19," kata Muchid kepada jatimnow.com, Senin (20/3/2023).
Alasan dibuat, lanjut Muchid, dikarenakan saat itu banyak penjual bunga yang membuka stand di pinggir jalan, hingga menyebabkan macet.
"Dulunya para penjual bunga ini menyebar tidak beraturan di pinggir jalan hingga menyebabkan kemacetan jalan, akibat saking banyaknya para penjual bunga. Dan alhamdulillah semuanya sudah terkoordinir rapi di 3 titik lokasi makam," paparnya.
Diketahui, dari 3 titik lokasi penjualan bunga itu masing-masing berada di Makam Islam Medokan Semampir, TPU Keputih, dan ada juga di TPU Krematorium Keputih.
Baca juga:
Hari Pengayoman ke-79, Kakanwil Kemenkumham Jatim Pimpin Upacara Ziarah TMP
Sementara itu penjual bunga, Sulaida Ika (43) mengatakan, dari jualannya menjelang bulan suci Ramadan ini sudah berhasil meraup untung banyak.
"Mendekati bulan Ramadan dan mendekati hari Raya Idul Fitri seperti inilah keuntungan penjual bunga meledak, bahkan untung bersih per hari saja dapat 1 juta sampai 1,5 juta rupiah per hari," jelas Ika kepada jatimnow.com.
Sedangkan, omzet tahun 2023 ini bila itu dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya 2022, jauh lebih besar.
Baca juga:
Pedagang Bunga Tabur di Kota Malang Raup Cuan Jutaan Rupiah
"Biasanya waktu menjelang hari raya itu paling ramai. Modal Rp5 juta bisa menjadi Rp8 juta, jadi untungnya sekitar Rp3 juta, sedangkan di hari ini menjelang puasa, per harinya saja bisa mendapat 1,5 juta," paparnya.
Meski untung, bagi Ika, keluh dan kesah penjual bunga juga ada. Yaitu ketika ada pembeli yang lebih mengandalkan langganannya, dan merasa mengeluh lagi di saat berjualan tidak ada teman
"Bejualan sejak tahun 2009 tidak musiman dan keluh kesah pasti ada, terutama di saat pembeli mengandalkan langganan dan ditambah kesahnya itu saat berjualan tidak ada temannya di hari hari biasanya," pungkasnya.