Pixel Codejatimnow.com

Wisata Lorong Batu Cangga Sumenep, Estetis dan Pemacu Adrenalin

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Objek wisata alam Batu Cangga. (Foto: tangkapan layar)
Objek wisata alam Batu Cangga. (Foto: tangkapan layar)

jatimnow.com - Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, bersama jajarannya mempromosikan pariwisata dari objek wisata alam Batu Cangga. Dalam video yang beredar di TikTok, politisi PDI Perjuangan itu mengajak masyarakat menikmati keindahan alam di ujung timur pulau Madura.

"Mari datang ke Sumenep," kata Fauzi saat mengunjungi Batu Canggah, dalam keterangan resminya, Selasa (21/3/2023).

Ya, Batu Cangga memang salah satu spot wisata di Sumenep yang menyajikan pemandangan indah nan estetik, sekaligus menantang adrenalin. Objek wisata yang menyajikan pemandangan indah itu terletak di pulau Gili Iyang, kabupaten Sumenep.

Jika ingin ke sana, wisatawan perlu mempersiapkan sepatu yang bersol karet. Untuk melapisi alas kaki, agar tidak cedera saat berjalan menuju tempat wisata itu. Selain itu, dengan menggunaan sepatu karet, kita bisa nyaman saat melangkah, juga lebih mudah untuk menaklukkan medan terjal ini.

Pulu Gili Iyang memiliki kandungan oksigen tertinggi kedua sedunia setelah Jordania. Sehingga sangat cocok sebagai tujuan wisata kesehatan.

Adrenalin kita mulai teruji ketika memasuki area kawasan yang terjal dan bertangga bambu curam, hingga suara derit ketika dilewati. Sangat menantang, tetapi rasa lelah akan terbayar jika kita sudah mencapai tempat itu.

Baca juga:
Pertumbuhan Ekonomi Sumenep Naik 5,35 Persen, UMKM dan Wisata Pemicu Terbesar

Ketika berdiri di Batu Canggah, wisatawan akan merasakan sensasi deburan ombak yang memecah keheningan. Sensasi itu makin menyenangkan ketika kita bisa memandang lautan lepas.

Deburan ombak itu terasa begitu keras, karena dibawahnya ada tebing sedalam 100 meter yang berbatasan dengan pantai. Wisatawan juga akan merasakan terpaan angin kencang dan ombak laut yang menggulung.

Batu Canggah sendiri bertentuk lonjong memanjang sekitar 200 meter, dengan tinggi langit-langit lima meter. Rongganya melengkung seperti ombak yang menggulung.

Baca juga:
Disbudporapar Tuban Pantau Tempat Wisata di Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Pada salah satu sisi lorong langsung menghadap ke laut lepas yang diberi pembatas berupa pagar bambu. Lorong ini seperti disangga oleh sebuah batu setinggi sekitar lima meter berdiameter sekitar dua meter mirip seperti pilar besar pada bangunan gedung.

Diketahui, batu Cangga terbentuk karena adanya letusan gunung purba. Batuan itu merupakan sisa peninggalan letusan gunung api purba yang membentuk batuan andesit, breksi dan tufa.

Lorong tersebut terbentuk akibat adanya abrasi air laut sejak ribuan tahun lampau sehingga menyebabkan munculnya runtuhan tebing.