Pixel Codejatimnow.com

Makam Leluhur Berganti, Warga Banyuwangi Kirim Doa dari Balik Tembok

Editor : Rochman Arief  Reporter : Eko Purwanto
Peziarah di TPU Cluring yang mendoakan para leluhur dari balik tembok makam. (foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)
Peziarah di TPU Cluring yang mendoakan para leluhur dari balik tembok makam. (foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ziarah kubur jadi rutinitas sebagian umat muslim menyambangi makam sekaligus menghaturkan doa untuk para leluhur jelang Ramadan. Tetapi, bagiamana jika makam yang disambangi tak ditemukan atau tertindih?

Kondisi itu yang dirasakan sebagian umat muslim di Desa/Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Sejumlah warga sudah tak bisa lagi menemukan makam leluhur atau kerabat dikarenakan diganti makam baru.

Tanpa menghilangkan tradisi ziarah, mereka menyiasatinya dengan meletakkan bunga tabur di dekat tembok makam. Kemudian, dengan khusyuk lantunan tahlil dan doa mereka kirimkan dari balik tembok makam.

"Ada empat makam leluhur yang sudah tidak ditemukan lagi. Jadi kirim doanya di sini (dekat tembok makam)," ujar Fandi Van Basten (24) warga setempat, Rabu (22/3/2023).

Fandi mengatakan, sudah jadi rutinitas ia bersama sang ibu ziarah makam dari balik tembok. Menurutnya, yang terpenting adalah niat bukan simbolis semata.

"Sudah turun-temurun. Terlebih saya menjadi generasi yang sudah kesekian. Maklum, kalau makam leluhur diganti yang lain," ucapnya.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

Dari pantauan jatimnow di TPU Trembelang, terlihat puluhan bunga tabur sengaja diletakkan di balik tembok makam. Aktivitas ini seolah menjadi tanda, bila ziarah makam dari balik tembok masih dilakukan peziarah.

Sejumlah peziarah turut melantunkan doa dan kalimat tahlil dari tembok berdinding batako setinggi 2 meter itu. Senada, peziarah tak ingin menghilangkan tradisi meski makam leluhur sudah tak ditemukan lagi.

"Yang terpenting bisa meneruskan tradisi jelang Ramadan, meski makam leluhur sudah tidak ada," kata Khoirul Anwar (39), warga setempat.

Baca juga:
International Tour de Banyuwangi Ijen Digelar Kembali, Catat Tanggalnya!

Di sisi lain, rutinitas ziarah makam juga dilakukan santri pondok pesantren di Banyuwangi. Mengunjungi makam leluhur dan ulama jadi kegiatan yang selalu dilakukan jelang Ramadan.

"Lebih dimaknai dengan berziarah ke makam leluhur ataupun para ulama," ucap Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LBM PCNU Banyuwangi), KH. Sholehudin.