jatimnow.com - Usaha jasa cuci karpet dan sajadah di bulan Ramadan ini kebanjiran berkah. Meski pada dasarnya jasa cuci karpet dan sajadah belumlah semasif jasa cuci pakaian pada umumnya.
Namun memasuki bulan Ramadan ini jasa cuci karpet milik Edy Musyadad di Kabupaten Jombang ketiban berkah. Bagaimana tidak, ia menerima pesanan yang terus bergelombang, hingga membuatnya kewalahan.
Usaha jasa cuci karpet dan sajadah yang dikelola Edy sudah berjalan sekitar dua tahun. Namun Ramadan tahun ini, omzetnya mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, akibat pandemi Covid-19 berlangsung.
Dijumpai jatimnow.com, Edy megaku selama bulan suci Ramadan tahun ini tempat usahanya kecipratan berkah. Ia menjelaskan pesanan jasa cuci karpet dan sajadah mayoritas dari masjid atau musala.
Pada tahun-tahun sebelumnya, masjid maupun musala tidak diperbolehkan menggunakan karpet selama pandemi Covid-19 berlangsung. Namun kini masjid dan musala sudah diperbolehkan menggunakan karpet. Hal ini membuat masjid dan mushola menitipkan karpet dan sajadah untuk dibersihkan.
"Dulu masjid gak diperbolehkan pakai karpet waktu ada covid-19, sekarang (karpet) sudah digelar, tapi harus dibersihkan dulu. Inilah yang membuat omzet saya naik tahun ini," ungkapnya, Jumat (24/3/2023).
Proses pengeringan bisa dibantu dengan alat elektrik apabila terkendala dengan cuaca. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Baca juga:
Aktivitas Trading Aset Kripto Meningkat di Momen Ramadan 2024
Ia mengaku saat ini tempat usahanya kebanjiran order pencucian karpet masjid dan mushola. Edy menambahkan di awal Ramadan ini banyak karpet milik musala dan masjid yang dicuci di tempatnya. Sedangkan karpett rumah dicuci pada pertengahan Ramadan.
Sebetulnya, tidak mudah menjalankan usaha ini. Terlebih bila cuaca sedang tak menentu membuat proses pengeringan terhambat. Lantaran usaha ini masih menggantungkan 100 persen sinar matahari.
"Kesulitannya seperti saat ini, cuaca yang kerap tidak menentu. Tapi bisa kita atasi dengan mesin vakum. Pada saat penyedotan debu, sekitar 70 persen kadar airnya terangkat. Bisa juga memakai blower, dan itu dilakukan 24 jam, jadi lebih cepat kering," jelasnya.
Baca juga:
Ramadan 2024, DPRD Surabaya Ajak Warga Limpahkan Syukur dan Berlomba Kebaikan
Ia menjelaskan untuk mencuci karpet, para pelanggan dikenakan biaya paling murah Rp10 ribu per meternya untuk wilayah Jombang. Namun ia juga mengaku menerima layanan cuci karpet dari luar kota seperti Surabaya dan Sidoarjo.
Diterangkan Edy, omzet pencucian dari karpet masjid dan musala ini jumlahnya cukup lumayan. Tahun ini omzet yang bisa ia dapat berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta.
"Kalau dari karpet saja, bisa mendapatkan Rp5, kalau kondisi ramai bisa mencapai Rp10 juta. Itu masih di luar layanan cuci karpet dan sajadah," paparnya.