jatimnow.com - Bulan Ramadan ini membawa berkah tersendiri bagi Rekso Yuwono, perajin tasbih berbahan jenis kayu-kayu yang langka di Desa Simo, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Peminat tasbih hasil produksinya mengalami peningkatan.
Namun Rekso mengaku kerepotan memenuhi permintaan tersebut karena kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku tasbih. Selain jenis kayu mulai langka, harganya juga cukup mahal.
Tasbih yang dibuat Rekso ini memang bukan sembarangan. Bahan kayu yang digunakan cukup sulit didapatkan. Rekso menggunakan 9 jenis kayu untuk membuat tasbihnya. Yakni kayu setigi, cendana, dewandaru, galih asem, galih johar, nagasari, walikukun, liwung lawu dan secang. Selain langka kayu tersebut juga dipercaya memiliki tuah tersendiri.
"Namanya tasbih kayu songo karena terbuat dari 9 jenis kayu," ujarnya, Jumat (7/4/2023).
Rekso mulai memproduksi tasbih kayu songo ini sejak 7 tahun terakhir. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku tersebut saat ini sulit didapatkan. Karena langka harganya juga cukup mahal.
Beberapa kayu bahkan didatangkan dari luar pulau Jawa. Setiap jenis kayu yang digunakan ini dipercaya memiliki khasiat masing-masing.
Baca juga:
Kuliner Ceker Setan untuk Berbuka Puasa di Ponorogo, Penyuka Pedas Pasti Suka
"Sifatnya lebih ke sugesti, setiap orang mempercayai khasiat yang terdapat dalam kayu ini," tuturnya.
Untuk tasbih kayu songo berisi 99 dijual dengan harga Rp150 ribu. Sedangkan tasbih kecil berisi 33 buah dijual dengan harga Rp50 ribu.
Rekso juga menerima pesanan pembuatan tasbih dengan jenis kayu khusus. Pemesan dapat membawa sendiri jenis kayu yang diminati untuk dibuat menjadi tasbih.
Baca juga:
Resep Kolak Ubi Ungu yang Manis, Segar dan Praktis untuk Menu Takjil
"Kalau satu tasbih hanya satu jenis kayu agak mahal sampai Rp300 ribu," pungkasnya.