Pixel Codejatimnow.com

Menengok Sejarah di Balik Kemegahan Masjid Agung Lamongan

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Potret Masjid Agung Lamongan (MAL) yang tampak elegan dan megah. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Potret Masjid Agung Lamongan (MAL) yang tampak elegan dan megah. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Masjid Agung Lamongan (MAL) merupakan salah satu tempat bersejarah yang masih eksis hingga saat ini. Di masa lampau masjid ini memiliki cerita dan kisah menarik, mau tahu?

Bertempat di sebelah barat Alun-Alun Lamongan, MAL mulai dibangun pada sekitar tahun 1980 silam. Awal mulanya, MAL sendiri berasal dari sepetak tanah wakaf.

"Dahulu ada ulama asal Bojonegoro yang menetap dan tinggal di Lamongan, yakni Mbah Kiai Mahmoed, belau tidak punya ahli waris lalu kemudian mewakafkan tanahnya untuk umat Islam di Lamongan," ungkap Haji Muhammad Yunani, Sekretaris Umum Masjid Agung Lamongan, Kamis (13/4/2023).

Tanah wakaf tersebut, lanjut Yunani, dipercayakan kepada salah satu tokoh agama waktu itu, yakni Mbah Kiai Mastur Asnawi. Perlahan dari tanah waqaf dibangunlah masjid sederhana serta dikerjakan secara gotong royong.

"Hingga saat ini telah beberapa kali mengalami renovasi, salah satunya joglo 3 susun di bagian depan yang melambangkan iman, Islam dan ihsan, juga pelebaran area masjid" bebernya.

Meski telah mengalami beberapa kali renovasi, sejumlah bagian masih terjaga keasliannya, seperti bangunan utama dengan joglo 3 susun, tiang jati, tangga untuk naik menuju ke tempat adzan di atap masjid, mimbar serta menara lama.

"Jadi memang beberapa bagian masih kita pertahankan. Seperti mimbar ini, yang sekarang kita lapisi dengan kayu. Kemudian menara lama, juga masih ada," tambah Yunani.

Baca juga:
Kuliner Ceker Setan untuk Berbuka Puasa di Ponorogo, Penyuka Pedas Pasti Suka

Selain itu, di serambi utara masjid juga terdapat 3 makam. Yaitu makam Kiai Mahmoed, Kiai Mastur Asnawi dan satu lagi makam kosong yang awalnya disediakan untuk mendiang istri Kiai Mahmoed.

Di dalam MAL juga terdapat sebuah mushaf Alquran berukuran 240 x 155 sentimeter. Mushaf Alquran ini buah karya dari Ustaz Rusdi Aliuddin, pengasuh Madrasah Diniyah Nurul Iman, Desa Sidorejo, Kecamatan Deket. Agar tetap terlindungi, mushaf Alquran raksasa itu disimpan dalam kotak kaca.

"Setiap hari mushaf Alquran besar itu selalu dibaca oleh karyawan masjid secara bergiliran," kata Yunani.

Baca juga:
Resep Kolak Ubi Ungu yang Manis, Segar dan Praktis untuk Menu Takjil

Sementara di halaman depan Masjid Agung Lamongan, terdapat benda yang sangat bersejarah, yaitu 2 gentong dan 2 pasujudan yang terbuat dari batu.

"Gentong dan pasujudan ini berkaitan erat dengan sejarah panji laras dan panji liris," ucap Yunani.