Pixel Code jatimnow.com

Membangun Kesehatan Promotif Preventif dengan Functional Medicine

Editor : Redaksi  
Ilustrasi/Recta for jatimnow.com
Ilustrasi/Recta for jatimnow.com

jatimnow.com - Membangun kesehatan secara holistik merupakan hal yang saat penting di antara berbagai cara yang dilakukan.

Bagaimana membangun kesehatan promotif preventif dengan functional medicine? Berikut catatan Founder AMRO Institute Ge Recta Geson:

Functional Medicine

Functional Medicine adalah pendekatan medis yang berfokus pada pengobatan penyebab akar dari penyakit daripada hanya mengobati gejala yang tampak.

Dalam Functional Medicine, dokter berusaha untuk memahami dan mempelajari sejarah medis pasien, pola makan, tingkat stres, paparan toksin, dan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Dokter kemudian merancang program pengobatan yang personal untuk setiap pasien yang mencakup diet, suplemen, latihan, pengurangan stres, dan terapi alternatif lainnya.

Pendekatan Functional Medicine bertujuan untuk mencegah penyakit dengan mempertahankan fungsi normal organ dan sistem tubuh secara keseluruhan, bukan hanya mengobati gejala.

Conventional Medicine

Sedangkan Conventional Medicine adalah praktik medis yang umumnya diterima dan diakui secara resmi oleh lembaga medis, seperti dokter dan rumah sakit, serta diatur oleh pemerintah melalui undang-undang dan regulasi.

Metode konvensional meliputi pemeriksaan fisik, tes laboratorium, penggunaan obat kimia/antibiotik, intervensi bedah, dan terapi fisik.

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Metode konvensional ini didasarkan pada penelitian ilmiah, uji klinis, dan pembuktian efektivitas terapi melalui bukti empiris. Beberapa contoh dari metode konvensional adalah pengobatan antibiotik untuk infeksi bakteri, kemoterapi untuk kanker, serta operasi untuk kondisi medis yang membutuhkan tindakan bedah.

Perbedaan Functional Medicine dan Conventional Medicine

Functional Medicine dan Conventional Medicine adalah dua pendekatan yang berbeda dalam merawat kesehatan dan mengobati penyakit.

Berikut perbedaan antara keduanya:

1). Fokus pada Penyebab vs. Gejala: Functional Medicine memperhatikan penyebab yang mendasari suatu kondisi kesehatan, sedangkan Conventional Medicine lebih memfokuskan pada gejala yang dialami oleh pasien.

2). Pendekatan Holistik vs. Tertarget: Functional Medicine menggunakan pendekatan holistik untuk merawat pasien, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti nutrisi, lingkungan, dan gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan. Sedangkan Conventional Medicine cenderung menggunakan pendekatan tertarget untuk menangani masalah kesehatan spesifik.

3). Pembedaan Pasien: Functional Medicine memandang setiap pasien sebagai individu yang unik, dengan kebutuhan kesehatan yang berbeda. Sedangkan Conventional Medicine cenderung memperlakukan pasien dengan cara yang sama.

4). Pengobatan Secara Alami vs. Penggunaan Obat Kimia/Antibiotik: Functional Medicine cenderung menggunakan pengobatan alami seperti suplemen makanan, perubahan diet dan gaya hidup. Sedangkan Conventional Medicine cenderung menggunakan obat-obatan kimia sebagai pengobatan utama.

5). Pencegahan vs. Pengobatan: Functional Medicine menekankan pentingnya pencegahan dan upaya untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Sedangkan Conventional Medicine lebih fokus pada pengobatan suatu kondisi setelah muncul gejala.

Baca juga:
RSUD Blambangan Banyuwangi Terima Layanan Kemoterapi Awal Tahun 2025

Orientasi Kesehatan Nasional

Kita bangga atas gagasan Besar Bapak Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang perlunya transformasi kesehatan kuratif menjadi kesehatan promotif preventif, di hadapan komisi IX DPR RI (16 September 2021).

Peringatan dini yang telah disampaikan tersebut sangat logis dan satu keniscayaan, apabila kita tidak melakukan terobosan besar maka kewajiban pemerintah terhadap kelangsungan jaminan sosial kesehatan akan mengalami gagal bayar.

Fokus Kementerian Kesehatan adalah meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat dengan melakukan alokasi anggaran yang cukup untuk revitalisasi puskesmas, posyandu dan program-program yang sifatnya promotif preventif.

Hal tersebut sebagai salah satu prioritas menjaga agar masyarakat kita tetap sehat bukan mengobati orang sakit.

Functional Medicine Membangun Kesehatan Masyarakat Promotif Preventif

Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk membangun kesehatan promotif sehingga masyarakat terhindar dari serangan penyakit adalah:

1). Tidur cukup
2). Olahraga teratur
3). Makan buah dan sayur seimbang dengan daging dan gula
4). Manajemen stres
5). Suplementasi rutin probiotik multistrain.

Semua upaya ini menumbuhkan mikroba yang menguntungkan (probiotik) dalam usus dan sebaliknya menekan pertumbuhan mikroba yang merugikan (patogen), sehingga terbangun komunitas mikroba yang beragam dan seimbang (didominasi probiotik). Inilah yang dinamakan mikrobiota usus.

Mikrobiota yang beragam dan seimbang membuat usus jadi sehat. Usus sehat menyehatkan semua organ. Ada interkoneksi antara usus dengan semua organ yang dinamakan Gut-All Organ Axis. Jadi usus merupakan pusat kendali tubuh.

Baca juga:
3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis

Dalam semua organ utamanya usus mikrobiota menjalankan fungsi programming organ. Metabolisme tubuh dimodulasi agar selalu dalam keadaan seimbang (homeostasis) supaya tubuh selalu sehat.

Peran penting Mikrobiota usus adalah mencerna makanan, detoxifikasi, memperkaya nutrisi hasil cerna makanan, mengoptimalkan penyerapan nutrisi. Peran terpenting mikrobiota adalah modulasi sistem imun, sistem syaraf dan sistem endokrin supaya selalu seimbang.

Jadi pendekatan Functional Medicine bertujuan untuk mencegah penyakit dengan mempertahankan fungsi normal organ dan sistem tubuh secara keseluruhan (bukan hanya mengobati gejala) dapat dicapai dengan menjalankan healthy life style dan suplementasi probiotik multistrain untuk membangun mikrobiota usus yang beragam dan seimbang.

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Seperti kita ketahui bahwa biaya untuk mencegah penyakit jauh lebih murah daripada biaya mengobati penyakit, terutama penyakit-penyakit berat seperti jantung koroner, serangan stroke dan kanker, yang lazimnya memakan biaya sangat besar.

Riset yang dibuat AMRO Institute dan peneliti-peneliti lain membuktikan dalam level seluler bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Dengan suplementasi rutin probiotik:

1). Dapat mencegah terjadinya peradangan kronis yang menjadi penyebab penyakit kronis, penyakit imun dan kanker.
2). Manfaat antiaging, longevity melalui aktivitas stimulasi regenerasi sel menggantikan sel yang rusak.
3). Memelihara mukosa lambung sebagai barier perlindungan dari gerusan asam lambung dan infeksi patogen.
4). Tidak ada efek samping.

Seruan Bapak Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang perlunya transformasi kesehatan kuratif menjadi kesehatan promotif preventif seiring dengan banyak riset terkini yang membuktikan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Paradigma Obat telah bergeser dari obat untuk orang sakit jadi obat untuk orang sehat supaya selalu sehat.

PRO EM1 adalah Suplemen Kesehatan yang mengandung probiotik multistrain hidup dan metabolit aktif dengan masa simpan yang panjang. Telah mendapat izin edar BPOM sebagai Suplemen dalam negeri, berbahan baku alam 100% asli lndonesia.