Pixel Codejatimnow.com

Bos dan Karyawan Tambang Diperiksa, Buntut Tewasnya 3 Bocah di Kolam Bekas Galian C

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Eko Purwanto
Kolam bekas tambang galian C, lokasi tewasnya 3 bocah di Banyuwangi (Foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)
Kolam bekas tambang galian C, lokasi tewasnya 3 bocah di Banyuwangi (Foto: Eko Purwanto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bos dan karyawan tambang di Banyuwangi diperiksa polisi, buntut tewasnya tiga perempuan di kolam bekas galian C.

Pemeriksaan dilakukan oleh Penyidik Polresta Banyuwangi pasca-tewasnya 3 bocah asal Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng pada Senin (17/4/2023) lalu.

Pemilik tambang pasir itu diketahui bernama Imam Muslih (50), asal Desa/Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi dipanggil ke Polsek Sempu untuk dimintai keterangannya.

"Hari ini sudah kami panggil (pengelola)," jelas Kapolsek Sempu, AKP Karyadi kepada jatimnow.com, Rabu (19/4/2023).

Selain pengelola, Karyadi tak menyebut nama lain yang ikut dimintai keterangan terkait peristiwa yang menewaskan tiga bocah itu.

"Karyawan dan pengelola yang dimintai keterangan. Terkait nama-namanya belum bisa kita sampaikan," jelas dia.

Karyadi menyatakan, pemeriksaan itu dilakukan oleh tim penyidik dari Polresta Banyuwangi. Pihaknya, hanya memberikan fasilitas tempat pemeriksaan.

"Ditangani sama Penyidik Polresta Banyuwangi," tambahnya.

Untuk keperluan pengusutan itu, Karyadi menyampaikan bahwa kolam tempat tiga bocah tewas karena tenggelam itu telah dipasang garis polisi.

Pintu masuk tambang pasir juga dibatasi dengan garis berwarna kuning. Sehingga, tidak ada aktivitas di lokasi galian C yang ada 6 lubang itu.

"Mohon pada siapapun untuk tidak masuk ke lokasi itu," tegasnya.

Ditanya soal potensi pengelola tambang terjerat hukum, Karyadi mengaku masih belum bisa memastikan. Menurutnya, itu tergantung ada tidaknya laporan polisi yang dibuat oleh pihak yang dirugikan.

Baca juga:
Bocah di Gurah Kediri Tewas Terseret Arus Gorong-gorong

"Tetap menunggu itu (laporan polisi), karena sejauh ini masih belum ada laporan," paparnya.

Soal bekas lubang galian yang tidak direklamasi, Karyadi menyebut ada kemungkinan pihak penambang menunggu proses penambangan di lokasi tersebut selesai secara keseluruhan.

"Teknisnya saya tidak tahu, tapi ada kemungkinan penambang menunggu sampai selesai semua," terang dia.

Sebelumnya, tiga bocah perempuan tewas di tambang galian C di Dusun Tegalyasan, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Ketiga korban berinisial SF (5), SS (7), dan AK (8).

Peristiwa itu berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB. Korban diduga tak bisa berenang dan tewas saat bermain di genangan air bekas galian.

Sementara Imam Muslih, pemilik tambang mengatakan seluruh akses masuk tambang sebenarnya sudah dibuatkan barikade. Agar orang di luar kepentingan tidak bisa mengakses ke dalam tambang.

Baca juga:
Kronologis Ibu di Tulungagung Cekoki Racun Anaknya

"Sudah sesuai dengan standarisasi tambang (pembuatan barikade). Kedepan akan kita perbaiki lagi," ungkap dia.

Namun, lanjut Imam, barikade maupun plang peringatan untuk tidak masuk area tambang yang terpasang justru hilang. Ia pun tak mengetahui siapa yang mencopot plang peringatan di area tambang miliknya.

"Gak tau siapa yang mencopot (plang peringatan) di sekitar tambang," tambahnya.

Imam pun menyatakan siap menyanggupi permintaan dari keluarga ketiga korban. Juga siap menghadapi konsekuensi hukum atas tewasnya ketiga bocah itu.

"Ya kalau memang dilanjut (proses hukum) kita jalani saja. Kita ikuti prosedur hukum yang ada," tandasnya.