Pixel Codejatimnow.com

Puluhan Perupa di Tulungagung Meriahkan Pameran Lukisan Mengeja Waktu

Editor : Aris Setyoadji  Reporter : Bramanta Pamungkas
Salah satu pengunjung pameran melihat lukisan Orkes Tanam yang dipamerkan. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Salah satu pengunjung pameran melihat lukisan Orkes Tanam yang dipamerkan. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Puluhan perupa di Tulungagung mengikuti pameran lukisan bertajuk Mengeja Waktu, yang digelar oleh Organisasi Kesenian Tanpa Nama (Orkes Tanam). Pameran ini berlangsung di Taman Balai Budaya Tulungagung. Pameran lukisan tersebut menjadi bukti eksistensi Orkes Tanam, yang sudah berusia 10 tahun.

Ketua Orkes Tanam, Kakung Kurniawan mengatakan sebanyak 22 perupa terlibat dalam pameran ini. Dari jumlah tersebut 16 perupa merupakan anggota Orkes Tanam. Sedangkan lainnya merupakan perupa tamu yang berasal dari kalangan pelukis senior di Tulungagung. Mereka diundang ikut dalam pameran ini sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi.

"Ada enam perupa tamu, mereka semua merupakan senior, dan ini bentuk apresiasi kami terhadap kiprah mereka dalam seni rupa," ujarnya, Jumat (05/05/2023).

Baca juga:
Ketika Sobekan Kayu Faisal Amir jadi Karya Seni, Inspirasi dari Ketidakpastian

Tema Mengeja Waktu sengaja dipilih untuk menjadi bahan renungan dan intropeksi diri para seniman. Tema tersebut juga menjadi otokritik bagi seniman terhadap sumbangsih mereka dalam berkesenian di Tulungagung. Selama 1 dasawarsa ini, Orkes Tanam mempertanyakan diri apa yang telah diperbuat dalam dunia seni rupa. "Secara basic kami lebih mengedepankan edukasi, untuk itu dalam pameran ini kami juga menggelar workshop melukis kaos sebagai bentuk edukasi," tuturnya.

Baca juga:
Aliya Murdoko Gelar Pameran Tunggal Kedua, Terinspirasi Cerita Panji

Melalui pameran ini, Kakung berharap masyarakat akan mendapatkan edukasi terkait seni rupa. Selama ini pameran lukisan dianggap sebagai barang eksklusif bagi masyarakat umum. Akibatnya jumlah kunjungan pameran lukisan selalu minim. Padahal pameran yang dilakukan selama ini digelar secara gratis dan ketika masyarakat memberikan apresiasi maka itu menjadi sesuatu yang tak ternilai baginya. "Selama ini kan ada anggapan kalau pameran itu mahal, harus berbayar, ini siapa saja boleh melihat dan gratis, apresiasi dari masyarakat yang membuat perupa seperti kita ini bangga," pungkasnya.