Pixel Codejatimnow.com

Pembunuhan Siswi SMPN 31 Surabaya, Kadindik: Kita Tidak Boleh Lempar Kesalahan

Editor : Aris Setyoadji  Reporter : Farizal Tito
Siswi SMPN 31 Surabaya yang jadi korban pembunuhan. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)
Siswi SMPN 31 Surabaya yang jadi korban pembunuhan. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengungkapkan belasungkawa terkait meninggalnya Nurdiyana (14) siswi SMPN 31, yang diduga menjadi korban pembunuhan dan jenazahnya ditemukan di benteng Kedung Cowek kota setempat.

Menurutnya kejadian tersebut tidak bisa ditanggapi dengan saling lempar kesalahan. Dan pihaknya berpesan agar sinergitas terus dibangun oleh sekolah dan orang tua untuk mengantisipasi hal tersebut agar tak terulang.

"Ini kejadian yang cukup menyayat hati ya. Saya ucapkan belasungkawa yang sedalamnya bagi keluarga korban. Dan sekali lagi kita tidak boleh lempar kesalahan atas kejadian ini, karena ini juga bukan kehendak atau keinginan siapapun," ujar Yusuf kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Ia juga mengatakan sebagai langkah antisipasi, jauh sebelum kasus terjadi pihaknya telah berkoordinasi dengan guru BK dan kepala sekolah untuk terus memonitoring para siswa.

Sehingga jika adanya perubahan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh siswa-siswi, agar pihak sekolah segera memberikan informasi pada orang tua.

Dicontohkannya dalam sebuah kasus, apabila saat ini siswa kelas 9 ujian. Sekolah harus menyiapkan aktifitas untuk mengisi kekosongan kegiatan siswa di kelas 7 dan 8.

Baca juga:
Polisi Kesulitan Ungkap Identitas Mayat Wanita di Nganjuk, Ini Penyebabnya

Atau jika sekolah menggunakan dua sesi. Nah, untuk yang sesi kedua orang tua harus menerima informasi yang diberikan sekolah.

"Sehingga saat siswa tidak berada di sekolah orang tua mengetahui. Orang tua akan mengawasi anak-anaknya. Begitupun anak-anak harus jujur kepada orang tua di setiap kegiatannya di sekolah. Jangan sampai sembunyi-sembunyi agar tidak terjadi kasus serupa terjadi," jelas dia.

Mantan Kabid Darlog BPBD Surabaya itu juga membeberkan langkah antisipasi lainnya yakni, agar sekolah membentuk pelajar kelompok atau teman sebaya.

"Program ini untuk mempermudah siswa jika ada masalah bisa mencurahkan isi hatinya kepada teman sebaya," bebernya.

Baca juga:
Mayat Wanita Rambut Pirang Terbungkus Sprei Ditemukan di Hutan Nganjuk

Yusuf kembali menekankan agar pesan moral harus disinkronkan. Salah satunya saat pengantaran dan penjemputan siswa harus tepat dilakukan di depan sekolah.

"Harapan saya anak-anak bisa memahami guru, orangtua dan sekolah. Anak-anak juga harus bersikap jujur. Masyarakat, keluarga juga harus saling sinergi untuk menciptakan lingkungan yang nyaman," tandasnya.