Pixel Code jatimnow.com

Dekat Situs Balak Banyuwangi Ditemukan Batuan Andesit Diduga Artefak

Editor : Aris Setyoadji   Reporter : Eko Purwanto
Tim Cagar Budaya Yayasan Museum Balumbung Situbondo (TCB-YMBS) for jatimnow.com
Tim Cagar Budaya Yayasan Museum Balumbung Situbondo (TCB-YMBS) for jatimnow.com

jatimnow.com - Empat buah batuan andesit diduga artefak ditemukan di dekat situs kuno di Dusun Balak Kidul, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Batuan itu ditemukan pegiat sejarah pasca-penemuan reruntuhan batuan bata kuno di tambang galian C dusun setempat.

Keempat batuan andesit itu ditemukan dalam radius kurang lebih seratus meter dari titik reruntuhan bata kuno.

"Sejumlah batu andesit yang memiliki bentuk antara lain balok atau persegi panjang dengan ukuran lebih dari setengah meter juga persegi dengan bentuk yang pipih," terang Irwan Kurniadi, Ketua Tim Cagar Budaya Yayasan Museum Balumbung Situbondo (TCB-YMBS), Kamis (11/05/2023).

Sebelum ditemukan, bebatuan andesit diduga artefak itu sempat dimanfaatkan sebagai tanggul aliran air yang posisinya di dekat pengisian bahan bakar alat berat tambang sirtu.

Arkeolog dari Tim Registrasi Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) Jawa Timur, Abhiseka Naufal menyatakan, temuan itu dapat diduga sebagai artefak. Secara konteks lokasi, masih potensial untuk diteliti lebih lanjut. Dimungkinkan temuan itu pernah dipakai sebagai bahan baku untuk fungsi alat tertentu.

"Jadi, kami tidak menyatakan ini artefak. Namun setidaknya temuan ini patut diduga satu konteks dengan struktur bata Situs Balak. Kita ketahui jaraknya tidak terlalu jauh," ujar Naufal.

Naufal melanjutkan, ada beberapa kemungkinan. Batu andesit itu mungkin bakalan prasasti atau bisa juga bakalan lingga.

"Tentu perlu penelusuran lebih mendalam. Kendati demikian, masih terbilang dalam lingkup Situs Balak," ujarnya.

TCB-YMBS bahkan mendapati bahan baku yang memiliki dimensi serta ciri yang kurang lebih sama teruruk di pinggir jalan kendaraan berat di lokasi tersebut.

Baca juga:
Situs Peninggalan Perang Jepang di Jember jadi Destinasi Wisata Sejarah

"Setidaknya, empat sampel batu andesit yang sedikit terdapat bekas tatahan lama itu telah didokumentasikan," kata Naufal.

Sebelumnya, Disbudpar Banyuwangi telah merilis laporan sementara hasil survei terkait Situs Balak, Kecamatan Songgon. Terdapat tiga poin dalam rilis resmi itu.

Pertama, struktur terdiri dari dua lapis bata yang berada di kedalaman 2,5 meter. Terbuat dari bata merah tipe Majapahitan dan terdiri atas dua lapis bata merah.

Kedua, sampel 1 fragmen bata berukuran panjang 18,5 cm, lebar 22 cm, dan tebal 8,6 cm. Sampel 2 berupa bata utuh berukuran panjang 36 cm,lebar 20 cm,tebal 9 cm.

Sampel struktur bata berukuran panjang 103 cm, lebar 45,5 cm, dan tebal 10 cm. Struktur bata berorientasi ke arah timur.

Baca juga:
Forum Arkeologi Internasional Apresiasi SIG dalam Konservasi Warisan di Sulsel

Ketiga, berdasarkan keletakan dan ketebalan bata merah, situs Balak merupakan situs pemukiman Hindu-Buddha abad ke-13 M. Unsur pemukiman ditunjukkan adanya temuan lepas berupa kereweng dan keramik China dari Dinasti Ming.

Secara teknis arkeologis akan temuan tersebut membutuhkan penelitian lanjutan berupa ekskavasi penyelamatan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur.

Menyoal ekskavasi situs kuno di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, masih menanti keputusan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Provinsi Jawa timur.

"Ini sudah kami komunikasikan dengan Balai Pelestarian Kebudayaan yang ada di Mojokerto. Mereka yang membawahi wilayah di Banyuwangi. Yang jelas kita masih menunggu ," kata Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto.