jatimnow.com - Semburan setinggi 10 meter pada sumur bor di area persawahan warga Desa Kunci Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, berbau belerang.
"Airnya sedikit berbau seperti bau belerang mas, saat ini sudah mampet," ujar Warsono, Kepala Dusun Kunci, Desa Kunci, Kecamatan Dander, Selasa (23/5/2023).
Sumur bor tersebut difungsikan untuk sarana pengairan sawah warga setempat. Kini semburan setinggi 10 meter itu sudah berhenti.
Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya semburan air tersebut. Namun dinas terkait telah melakukan pemeriksaan terhadap air dan dinyatakan aman untuk keperluan pertanian.
Warsono menjelaskan, pembuatan sumur bor tersebut merupakan progam ketahanan pangan dari desa yang diperuntukkan untuk pengairan persawahan setempat yang selama ini sulit air.
Pada proses pengerjaan sumur bor itu, lanjut Warsono, sebelumnya pengeboran telah dilakukan di beberapa tempat. Namun di lokasi itu (sawah milik Tarjan) baru menemukan sumber air yang begitu besar hingga menyembur.
“Memang area persawahan itu sulit air, sehingga dibuatkan progam untuk meningkatkan produksi pertanian," sambungnya.
Baca juga:
Anggota DPRD Jatim Dr Freddy Hibahkan 500 Buku Koleksi Pribadi ke Perpus Unigoro
Warsono juga mengungkapkan bahwa sebagian besar sumur warga Desa Kunci, khususnya yang berada di sisi utara jalan raya Bojonegoro-Nganjuk, mulai dari Lapangan Desa Kunci ke timur, hampir semuanya berbau belerang.
"Di Desa Kunci, beberapa sumur warga juga tercium bau seperti belerang, tapi aman. Jadi mulai lapangan sampai ke timur, yang bagian utara, rata-rata (sumur warga) mengandung belerang," tambahnya.
Soal dampak dari semburan air bagi tanaman, Warsono menjelaskan bahwa air tersebut relatif aman bagi tanaman padi milik warga.
"Saat ini tidak mematikan tanaman, kemarin (22/5/2023) sudah dicek sama dinas terkait, katanya aman," kata Warsono.
Baca juga:
Bojonegoro Catat Pertumbuhan Ekonomi Terendah di Jawa Timur pada Triwulan II 2024
Semburan air dari sumur bor tersebut pun disambut gembira oleh pemilik sawah Tarjan. Ia mengaku senang karena saat ini jelang masa panen kebutuhan air untuk sawahnya bisa tercukupi. Meskipun berbau belerang, menurutnya hal tersebut sudah biasa dan aman untuk tanaman padi miliknya.
"Nggak nyangka, bisa mengeluarkan air sebanyak itu. keadaan sebelumnya memang sulit air, 20 hari lagi ini mau panen. Alhamdulillah mas," pungkasnya.