jatimnow.com - Balita asal Ponorogo bernama Muhammad Dimas Alfahri menderita tumor mata. Keluarga menyebutnya tumor itu ada setelah balita 2,5 tahun itu menangis tanpa henti. Benarkah demikian?
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo, dr. Dessira Rizka Tri Ariany, Sp.M menegaskan bahwa menangis tidak menyebabkan tumor mata.
"Tumor mata atau bahasa ilmiahnya adalah Rhabdomyosarcoma memang terjadi sangat cepat,” ujar dr Dessira kepada jatimnow.com, Selasa (13/6/2023).
Dia mengaku memang memeriksa Dimas saat di RSUD dr Harjono. Dia mengaku bahwa dari keterangan keluarga kondisi mata Dimas sudah terjadi sebulan terakhir.
Dia sudah mencurigai bahwa tumor ganas. Bisa jadi keganasan pada jaringan otot. Kasus Rhabdomyosarcoma 90 persen terjadi pada anak-anak di bawah usia 17 tahun. Paling banyak terjadi pada anak usia 5-7 tahun.
Tumor mata, kata dia, sifatnya memang cepat serta mendadak. Dari tidak ada tumor, ada tumor kemudian menonjol itu memang cepat. Satu sampai dua bulan.
"Tumor mata atau Rhabdomyosarcoma kebanyakan karena kelainan genetik. Juga bisa karena faktor turunan,” terangnya.
Baca juga:
Usulan Kenaikan UMK Ponorogo 2025, Ketua DPRD: Pendorong Kesejahteraan Pekerja
Pihaknya pun telah merujuk Dimas ke RSU dr Soetomo Surabaya. Rujukan harus dilakukan karena alat yang dipunyai oleh RSUD dr Harjono tidak lengkap.
"Harus dilakukan CT Scan dan MRI. Jika benar menderita Rhabdomyosarcoma harus dilakukan kemoterapi dan radioterapi. Serta juga kombinasi dengan operasi,” jelasnya.
Menurutnya, yang bisa dilakukan orang tua lain adalah deteksi dini. Jika merasa ada yang tidak beres dengan mata buah hari, dia menganjurkan segera melakukan pemeriksaan.
Baca juga:
Harga Bahan Pangan di Ponorogo Melonjak jelang Nataru, Daging Tetap Stabil
“Semakin cepat terdeteksi semakin besar harapan hidup. Rhabdomyosarcomaangka harapan hidup bertahan tinggi 90 persen. Asal segera ditemukan dan ditangani,” tegasnya.
Dessira mengaku kasus tumor mata pada anak juga baru pertama kali di Ponorogo.
"Penyakit Rhabdomyosarcoma sangat jarang. Ponorogo baru ini selama saya jadi dokter spesialis mata,” pungkasnya.