Pixel Codejatimnow.com

Mojokerto Krisis Air Bersih, Gubernur Khofifah Turun Tangan

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Gubernur Khofifah Indar Parawansa membantu warga di Kabupaten Mojokerto untuk mendapatkan air bersih. (Foto: Humas Pemprov Jatim/jatimnow.com)
Gubernur Khofifah Indar Parawansa membantu warga di Kabupaten Mojokerto untuk mendapatkan air bersih. (Foto: Humas Pemprov Jatim/jatimnow.com)

 

jatimnow.com - Krisis air melanda 3 desa di kaki Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto. Hal ini diungkap BPBD Jatim berdasarkan data per 18 Juni 2023.

Krisis air meliputi Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah (Kecamatan Ngoro) serta Desa Duyung, Kecamatan Trawas.

Total penduduk yang terdampak kekeringan air bersih mencapai 7.589 jiwa/2.409 KK. Dengan rincian warga terdampak dari Desa Kunjorowesi sebanyak 4.937 jiwa/1.556 KK, Desa Manduro Manggung Gajah 1.861 jiwa/597 KK dan Desa Duyung 791 jiwa/256 KK.

Terkait hal tersebut, Gubernur Jatim Khofifah turun tangan dengan membawa 4.000 liter air bersih. Khofifah juga terlihat turun langsung mengisi jeriken penduduk setempat.

Baca juga:
Masuk Musim Hujan, 81 Desa di 17 Kecamatan di Lamongan Masih Alami Kekeringan

"Alhamdulillah hari ini kita bisa memberikan sapaan berupa suplai air bersih. Di sini kebutuhan sehari-hari rata-rata 10 tangki kapasitas 4.000 liter tapi tidak hanya di dusun ini tapi beberapa dusun lain," kata Khofifah.

Khofifah telah mengeluarkan keputusan Gubernur Jawa Timur tentang status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan No. 188/217/KPTS/013/2023 terhitung tanggal 17 Mei - 17 November 2023.

Baca juga:
10 Desa di Lumajang Dilanda Kekeringan, Ratusan Warga Lakukan Salat Istisqa di Alun-alun

Khofifah mengatakan, potensi kekeringan di Jatim tahun 2023 ini diperkirakan terjadi di 27 kabupaten/kota yang terdiri dari 221 kecamatan, 844 desa/kelurahan dan 1.617 dusun. Dengan rincian 500 desa kering kritis, 253 kering langka, dan 91 desa kering langka terbatas.

"Petanya sudah sangat detail. Untuk itu intervensi penanganan kekeringan ini butuh gotong royong dan kebersamaan baik dari Pemprov Jatim, Pemkab Mojokerto, maupun dari pihak kecamatan, desa, dusun sampai para relawan. Ini tadi saya lihat ada BPBD, TAGANA, TKSK dan pendamping PKH. Saya mohon jaga kekompakan dan guyub rukun untuk memberikan layanan bagi seluruh masyarakat,” katanya.