jatimnow.com - Inflasi Kota Kediri pada Juni lalu tercatat sebesar 0,17 persen secara month to month (mtm). Angka ini termasuk tertinggi di Jawa Timur setelah Probolinggo, bahkan melampaui catatan nasional sebesar 0,14 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Parjan mengatakan, hal ini terjadi akibat kenaikan harga sejumlah komoditas. Terutama cabai rawit dan daging ayam ras yang memberikan andil sebesar 0,041 dan 0,069. Cabai rawit bahkan mengalami kenaikan sebesar 14,39 persen.
“Inflasi cabai rawit 14,39 persen dengan andil 0,041 persen. Andil tertinggi di daging ayam ras sebesar 0,069 dengan kenaikan harga 4,87 persen,” kata Parjan, Selasa (4/7/2023).
Komoditas lain, ada bawang merah dan bawang putih dengan kenaikan 8,25 dan 7,34 persen dan andil sebesar 0,029 dan 0,022 persen. Ada juga telur ayam, terong, kacang panjang, teh, kopi dan makanan siap saji. Masing-masing memberi andil 0,008 hingga 0,021 persen.
Hingga hari ini, harga 10 komoditas tersebut bahkan masih cukup tinggi di pasaran. Harga daging ayam mencapai Rp37.000/Kg. Telur ayam di angka Rp30.000/Kg dan bawang putih dan bawang merah di harga Rp33.000/Kg.
Baca juga:
Kenaikan PPN 12 Persen: Tingkatkan Pendapatan Negara atau Beban Rakyat?
Sementara 10 komoditas yang mampu menghambat inflasi ini adalah bensin, emas perhiasan, beras, tomat, bayam, gambas, kentang, kembang kol, ikan nila dan kangkung dengan angka penurunan yang beragam.
Meski demikian angka ini menurut Parjan masih lebih baik dari catatan bulan Mei dimana angka inflasi mencapi 0,32 persen.
Baca juga:
Cara Surabaya Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2025
“Dari April 0,13 persen, naik di 0,32 persen ini turun (jadi 0,17),” tandasnya.