Pixel Codejatimnow.com

Produksi Gula Kelapa Tradisional Dusun Kepel Jember Menurun Akibat Perubahan Cuaca

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahaddiini HM
Produksi tradisional gula kepala milik Nurwahid.(Foto: Ahaddiini HM/JatimNow)
Produksi tradisional gula kepala milik Nurwahid.(Foto: Ahaddiini HM/JatimNow)

jatimnow.com - Dusun Kepel dikenal sebagai sentra pembuatan gula kelapa. Sayangnya, seiring berjalannya waktu pembuat gula kelapa semakin berkurang, terlebih ketika cuaca sedang tidak menentu.

Dusun Kepel terletak di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember dipenuhi dengan kebun pohon kelapa. Mayoritas penduduknya adalah petani. Dari sinilah gula merah berkualitas diproduksi secara tradisional.

Sekretaris Desa (Sekdes) Lohjejer, Narso (54) menjelaskan, bahwa Dusun Kepel memang merupakan sentra pembuatan gula dari pohon kelapa.

"Namun seiring berjalannya waktu pembuat gula kelapa atau gula merah semakin berkurang, terlebih ketika cuaca sedang tidak menentu seperti sekarang ini," tuturnya.

Ditemui secara langsung, salah satu pembuat gula kelapa atau gula merah tradisional di Dusun Kepel yang masih bertahan Nurwahid (49), menjelaskan mengenai adanya pengaruh cuaca yang mengakibatkan surutnya nira yang menyebabkan produksi gula merah menurun.

"Pengaruh cuaca dengan angin yang kencang menyebabkan air nira pohon kelapa surut, sehingga produksi menurun. Biasanya kalau cuaca baik kita mampu memproduksi 11 kilo, sekarang hanya mampu 8 kilo di setiap harinya dengan harga jual Rp.13.500 per kilogram ke tengkulak," jelasnya, Rabu (12/7/2023)

Meski keadaan cuaca yang tidak menentu, Nurwahid tetap memanjat 20 buah pohon kelapa setiap harinya.

Baca juga:
Pelaku Usaha Apresiasi Diskon Biaya Penumpukan Peti Kemas dari Pelindo

Berlanjut pada produksi gula merah yang membutuhkan waktu minimal 5 jam pada proses pembuatan gula merah secara tradisional. Mulai dari memasak larutan nira dengan campuran bahan lain hingga larutan siap dicetak.

Untuk mempertahankan usaha tradisional secara turun-temurun ini, Nurwahid memiliki metode sederhana. Ini ia diterapkan untuk menjaga kualitas gula merah buatannya.

"Metode sederhana yang selalu saya terapkan untuk menjaga kualitas gula merah adalah selalu menjaga kebersihan tempat penampung nira sebagai bahan utama pembuatan gula merah dengan telaten agar dapat bertahan sampai 1 tahun," ungkapnya.

Baca juga:
Usaha Setel Jok Motor Unik Pasuruan Raih Omzet Hingga Rp20 Juta per Bulan

Harapan Nurwahid untuk produksi gula merah tradisional adalah meningkatnya harga gula merah dari harga sekarang yang tergolong sangat rendah.

Ia juga berharap perhatian dari Pemerintah Kabupaten Jember dan pihak terkait untuk memberikan pembinaan dan bantuan tanpa syarat yang rumit yang memberatkan pelaku usaha.

Dokumentasi