Pixel Codejatimnow.com

Antisipasi Puncak Musim Kemarau, DPU-SDA Lamongan Kawal Ketersediaan Pengairan Lahan

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Kali Dinoyo di aliran Sungai Bengawan Jero Lamongan surut imbas puncak musim kemarai. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Kali Dinoyo di aliran Sungai Bengawan Jero Lamongan surut imbas puncak musim kemarai. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten Lamongan, melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air (DPU-SDA) mulai bekerja ekstra memasuki puncak musim kemarau.

DPU-SDA kini masif melakukan pengawalan untuk ketersediaan air guna memenuhi kebutuhan pertanian.

Kepala DPU-SDA Lamongan, Gunadi mengabarkan ketersediaan air untuk kebutuhan pertanian relatif aman. Air dari daerah sekitar irigasi (Waduk Gondang dan Waduk Prijetan) aman karena para petani sudah memasuki musim tanam palawija sehingga tidak membutuhkan banyak air.

Meski demikian, lanjut Gunadi, ada sedikit kendala di wilayah sekitar Bengawan Jero karena terdapat 6 ribu meter lahan yang masih berada masa tanam padi yang membutuhkan banyak air.

"Kami terus mengawal ketersediaan air di Lamongan khususnya untuk kegiatan pertanian. Wilayah selatan dan sekitarnya kami nyatakan aman karena sudah panen. Namun kita perlu kerja keras lagi untuk memantau wilayah Kecamatan Karangbinangun dan Kalitengah yang belum memasuki masa panen padi," tutur Gunadi saat ditemui, Jumat (4/8/2023) di Kantor PU SDA Kabupaten Lamongan.

Gunadi menerangkan, adanya kendala karena pola tanam yang tidak bertumpu pada jadwal yang telah dibuat oleh UPT SDA Kuro dan HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) Bengawan Jero.

Baca juga:
Truk Tangki BPBD Ponorogo Rusak jadi Kendala Dropping Air Bersih, Waduh...

"Adanya pola tanam yang tidak sesuai tentu mempengaruhi aliran air, harusnya pada Mei, petani sudah mengakiri masa tanam. Ini akan menjadi evaluasi kami tahun depan karena mungkin ini adalah tahun pertama HIPPA menjalankan tugas jadi perlu ditingkatkan komunikasinya," terangnya.

Menindaklanjuti masalah yang terjadi di Bengawan Jero, pihaknya akan meminta bantuan air ke hulu, yakni Bendungan Gerak Babat melewati Sluis Besur, agar di wilayah Bengawan Jero tetap bisa melakukan panen.

"Pola tanam adalah titik awal mengatur air dan sistem pembagian air giliran dan golongan. Untuk mengatasi Bengawan Jero kami meminta bantuan ke hulu Bendung Gerak Babat, agar petani tetap panen," jelas Gunadi.

Baca juga:
Datangi Pamekasan, Prabowo Resmikan 12 Titik Air

Selanjutnya, Gunadi menekankan akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, pemerintah kecamatan, pemerintah desa, dan masyarakat agar ketersediaan air di Lamongan terjaga karena berakhirnya musim kemarau tidak bisa dipastikan.

"Koordinasi terus kita lakukan bersama semua pihak agar tetap terjaga sampai akhir kemarau yang diperkirakan pada akhir Oktober nanti. Tetapi prediksi tidak bisa dijadikan patokan utama, jadi kami akan terus mempersiapkan akan maju atau mundurnya prediksi," tegas Gunadi.