Pixel Code jatimnow.com

Sliweran di TikTok, Gus Iqdam Kerap Sebut Kata-kata ini, Apa Maknanya?

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Yanuar Dedy
Gus Iqdam. (Foto: Instagram @iqdammuhammad for jatimnow.com)
Gus Iqdam. (Foto: Instagram @iqdammuhammad for jatimnow.com)

jatimnow.com – Penceramah muda asal Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau yang akrab dengan sapaan Gus Iqdam kini tengah populer di masyarakat.

Potongan ceramahnya yang ringan berbalut kata-kata khas berbahasa Jawa dalam Majelis Ta’lim Sabilu Taubah itu berseliweran di FYP TikTok.

Ada banyak istilah yang sering digunakan Gus Iqdam dalam pengajiannya ini. Mulai "garangan" hingga yang paling viral, "dekengan pusat". Sempat dimaknai negatif oleh sebagian orang, sebenarnya apa makna dari kata-kata ini?

1. Garangan

Gus Iqdam seringkali melontarkan kata "garangan" dalam Majelis Ta’lim Sabilu Taubah untuk jemaah laki-lakinya. Pengajian itu rutin digelar Selasa dan Jumat malam.

Garangan dalam Bahasa Jawa merupakan hewan sejenis musang. Karakter garangan yang kerap memakan segala inilah yang menjadi konteks dari penyebutannya oleh Gus Iqdam.

Lumrahnya dalam keseharian masyarakat di Kediri Raya, termasuk Blitar, garangan digunakan untuk menyebut para laki-laki yang sering menggoda atau mempermainkan perempuan. Sesuai dengan jemaah dari Gus Iqdam yang memang beragam, bukan hanya dari kalangan santri, melainkan anak jalanan dan sebagainya.

Tentu ini bukan semata-mata sebuah ejekan dari Gus Iqdam. Para jemaah juga tak mempermasalahkan dengan sebutan binatang tersebut. Ini justru membuat suasana ngaji di Majelis Ta’lim Sabilu Taubah semakin menyenangkan.

2. Wonge Teko?

"Wonge teko" ini merupakan sebuah pertanyaan dari Gus Iqdam, memiliki arti orangnya datang? Ini kerap dilontarkan Gus Iqdam ketika memberikan contoh sebuah kebiasaan buruk yang masih dilakukan masyarakat.

Seperti yang Gus Iqdam katakan dalam edisi rutinan malam Selasa 31 Juli 2023. Saat itu dia sedang mencontohkan seorang suami yang diam-diam masih bermain ke tempat hiburan, "wonge teko"? Seraya berbisik kepada jemaah yang berada di depannya.

Baca juga:
Video: Kecantikan Pria Pedagang Kopi di Surabaya

3. ST Nyel

Gus Iqdam juga sering mengucapkan kata "ST Nyel".

"ST Nyel" disini sering digunakan untuk menyembut jemaah setia Majelis Ta’lim Sabiluh Taubah. ST sendiri merupakan singkatan dari Sabilu Taubah. "Nyel" sering digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang murni tanpa campuran. Bisa juga total. Sehingga "ST Nyel" bisa diartikan total Sabilu Taubah atau Sabiluh Taubah murni.

4. Dekengan Pusat

Yang terakhir dan paling fenomenal adalah "dekengan pusat". Di masyarakat, dekengan pusat kerap dikontasikan sebagai hal yang negatif, orang dalam. Namun di Masjelis Ta’lim Sabilu Taubah, "dekengan pusat" berbeda.

Dekengan di sini memiliki arti bekingan atau perlindungan, pusat sendiri diartikan sebagai Allah. Sehingga "dekengan pusat" bisa diartikan sebagai berlindung dengan Allah.

Baca juga:
Video: Machfud Arifin Tik-Tok Bareng Gen Halilintar

Profil Singkat Gus Iqdam

Gus Iqdam sendiri adalah penceramah dengan nama lengkap Muhammad Iqdam Kholid. Anak bungsu dari pasangan suami istri KH. Kholid dan Ny. Hj. Lanratul Farida, yang lahir 27 September 1994. Orang tua Gus Iqdam merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Blitar.

Selain didikan orang tua dan lingkungannya, Gus Iqdam juga belajar agama kepada pamannya, Dliyauddin Azzamzami.

Setelah itu, ia mondok di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, murid dari Gus Kautsar.

Gus Iqdam mendirikan majelis ilmu yang dinamai dengan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah pada 2018.