Pixel Codejatimnow.com

Upaya Pemdes Sukaoneng Bawean Dalam Melestarikan Tradisi Dhunka

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Sahlul Fahmi
Suasana lomba dhunka di Pulau Bawean (Foto: Dok. Pemdes Sukaoneng Bawean for jatimnow.com)
Suasana lomba dhunka di Pulau Bawean (Foto: Dok. Pemdes Sukaoneng Bawean for jatimnow.com)

jatimnow.com - Melestarikan budaya dan tradisi lokal, Pemerintah Desa (Pemdes) Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, menggelar lomba dhungka. Dhungka yakni musik yang tercipta dari alat penumbuk padi tradisional.

Kepala Desa Sukaoneng, Abdul Hayyi menjelaskan dalam perlombaan ini setiap tim beranggotakan 10 orang yang terdiri dari pemusik dan penyanyi.

"Musiknya bervariasi mulai dari pantun, selawat hingga lagu melayu. Agar lebih meriah setiap tim juga melakukan yel-yel," kata Abdul Hayyi, Jumat (18/8/2023).

Hayyi menjelaskan bahwa dhunka atau musik yang dihasilkan dari lesung dan alu tersebut kini sudah mulai langka ditemukan di Pulau Bawean.

Baca juga:
Perahu Rombongan Mahasiswa Tenggelam di Perairan Bawean, 1 Korban Meninggal

Dulu dhunka selalu dimainkan di acara pernikahan. Namuh hal itu sudah sangat langka karena tergeser dengan hiburan modern macam orgen tunggal atau electone.

"Karena itu kami dari Pemdes Sukaoneng termotivasi untuk melestarikan budaya dan tradisi di Pulau Bawean agar generasi muda Bawean tetap mengerti dan memahami budaya dan tradisinya," jelasnya.

Baca juga:
Pengiriman Bantuan Korban Gempa Bawean Tertahan di Lamongan

Nilai plus lainnya menurut Hayyi, dengan dilestarikkannya budaya dan tradisi Bawean tentu akan menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Pulau Putri, julukan Pulau Bawean.

"Jika budaya dan tradisi asli Bawean terjaga tentu bisa meningkatkan industri pariwisata dan bermanfaat bagi masyarakat Bawean pada khususnya dan Kabupaten Gresik pada umumnya," harap Hayyi.gre