jatimnow.com - PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) kembali mendukung visi pemerintah dengan menciptakan aktivitas bisnis yang ramah lingkungan, atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Direktur PT Ajinomoto Indonesia Yudho Koesbandryo, sekaligus salah satu pemateri mengatakan, menuju tahun 2023 pihaknya di seluruh dunia memiliki visi besar dengan meningkatkan harapan hidup sehat satu miliar orang di seluruh dunia dan megurangi dampak lingkungan dari kegiatan bisnis perusahaan hingga 50 persen.
Untuk mencapai visi tersebut, Ajinomoto mentransformasi seluruh karyawannya menjadi health provider. Seluruh karyawan Ajinomoto dibekali pengetahuan terkait gizi, kesehatan keluarga dan juga kelestarian lingkungan.
"Grup Ajinomoto Indonesia melakukan proses pengolahan limbah (waste) cair maupun padat untuk kemudian dihasilkan produk samping atau co-products yang memiliki nilai lebih di masyarakat," ujar Yudho, dalam siaran resminya, Kamis (24/8/2023) malam.
Pembekalan tersebut dikemas dalam bentuk Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono XIX: ‘Pengembangan Industri Kimia Hijau Menuju Perwujudan Ekonomi Sirkular’ secara hybrid. Selain karyawan kegiatan kali ini juga melibatkan 220 mahasiswa.
Yudho menambahkan, realisasi ramah lingkungan itu juga ia implementasikan dengan mengurangi buangan emisi karbon untuk meningkatkan efisiensi penggunaan raw material, dan air pada proses produksi dengan mengurangi material plastik pada brand Masako dan inovasi produk MSG Ajinomoto dengan kemasan kertas.
Lalu juga membangun fasilitas pengelolaan sampah (waste station) bersama Rekosistem. Harapannya, upaya ini bisa untuk penggunaan renewable energi seperti panel surya, dan rencana penggunaan biomass sebagai sumber energi yang perlahan menggantikan batu bara.
Baca juga:
Bulak Banteng Surabaya Ditunjuk jadi Agen MAPAN, Apa Itu?
"Atas semua upaya tersebut, kami mendapatkan apresiasi dari Kemenperin RI dengan mendapatkan penghargaan Industri Hijau Kategori Level 5 (tertinggi),” imbuh Yudho.
Di tempat sama, Kepala Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur, Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Ir. Hens Saputra, M.Eng mengapresiasi rencana bisnis ramah lingkungan tersebut.
Konsistensi penerapan industri hijau itu telah dibuktikan dengan penerapan tujuh pilar. Diantaranya, bahan baku, air, produk, emisi gas rumah kaca, proses produksi, pengelolaan limbah, dan energi.
"Inovasi produk yang lebih mudah degredable, 30 persen itu sudah termasuk luar biasa, namun pastinya ini perlu ditingkatkan,” ucap Hens Saputra.
Baca juga:
Ajinomoto Proyeksikan Kemasan Produk Ramah Lingkungan, Kepo?
"Untuk bisa ditingkatkan lagi, saya pikir perlu adanya kolaborasi antara sektor industri dengan lembaga penelitian dan pengembangan seperti BRIN, karena sekarang ini di kami menyediakan akses terbuka kepada tenaga ahli, dan kami juga mempunyai fasilitas seperti laboratorium serta perlengkapan penunjang lainnya," sambung dia.
Ia juga berharap, Ajinomoto melanjutkan kolaborasi dengan universitas atau perguruan tinggi, yang mempunyai gagasan atau ide-ide inovatif demi meningkatkan pengembangan aktivitas bisnis di sektor industri yang lebih ramah terhadap lingkungan.
"Hal ini sekaligus membantu para akademisi maupun periset di sektor institusi pendidikan lebih berkembang,” pungkasnya.