Pixel Codejatimnow.com

Kapal Permata II Bermuatan Alat Tambang Emas Belum Dievakuasi

 Reporter : Erwin Yohanes
Kapal LCT Permata II
Kapal LCT Permata II

jatimnow.com - Sejak kandas, Rabu (8/8/2018) Kapal LCT Permata II yang kandas di laut kidul Banyuwangi hingga saat ini belum dapat dievakuasi.

Sedianya muatan kapal tersebut diketahui memuat sejumlah peralatan pertambangan yang dikelola PT Bumi Suksesindo (BSI).

Hal itu disampaikan Kepala Syahbandar Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Eka Cakrawala, yang mengatakan bahwa upaya evakuasi kapal LCT Permata II hingga saat ini terkendala dengan gelombang tinggi.

"Kita tunggu (perkembangan) cuaca satu minggu kedepan. Karena cuacanya juga gak memungkinkan sekarang," papar Eka saat dikonfirmasi, Senin (27/8/2018).

Dari laporan BMKG Banyuwangi, lanjut Eka, juga menyebutkan bahwa ketinggian ombak di laut kidul mencapai 4 meter yang disertai pula dengan angin kencang.

Dalam kondisi seperti ini, pihaknya tidak berani mengambil resiko dengan memberikan izin berlayar. Apalagi dalam misi evakuasi kapal kandas.

Dirinya memperkirakan cuaca dengan ombak tinggi yang disertai angin kencang berpotensi terjadi hingga September mendatang.

"Kisaran ini (ombak dan angin) sampai nanti tanggal 13 September," ujarnya.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

Kapal LCT Permata II mengalami kandas di sekitar pelawangan perairan Karangente, posisi kapal tersebut nangkring di atas karang.

Dalam proses evakuasi membutuhkan kapal penyelamat (tug boat) yang bertenaga besar. Pasalnya kapal Permata II itu memiliki power yang cukup besar, yakni GT 831.

Sementara untuk muatannya membawa Full Container 20 feet sejumlah 8 unit dengan berat 187 ton dan Trailer Casis sejumlah 8 unit dengan berat 58 ton per unitnya.

Kapal jenis tongkang itu berangkat dari pelabuhan Paciran, Lamongan menuju PT BSI selaku pengelola tambang emas Gunung Tumpang Pitu yang berada di Kecamatan Pesanggaran.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

Reporter: Hafiluddin Ahmad

Editor: Erwin Yohanes