Pixel Codejatimnow.com

Inaya Wahid: Pendongkelan Itu Harus Diakui, Jangan Dibilang Tak Ada!

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Bramanta Pamungkas
Inaya Wahid saat mengisi acara di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Inaya Wahid saat mengisi acara di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Putri bungsu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inaya Wahid mengungkapkan saat ini banyak pihak yang menyangkutpautkan nama ayahnya dalam kontestasi politik.

Beberapa hari terakhir ini juga muncul banyak narasi terkait konflik PKB dengan Gus Dur beberapa tahun lalu. Dalam narasi tersebut Muhaimin Iskandar menyebut bahwa pihaknya yang dikudeta.

Dalam lawatannya ke kampus dalam rangka #HarlahGusDur Goes To Campus, Gus Dur Memorial Lecture di Kampus UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Inaya menyebut sejarah tetaplah sejarah yang masih membekas dan tetap tercatat dalam ingatan.

Oleh sebab itu, dirinya menyesalkan pernyataan tokoh yang kejadian tersebut tidaklah benar, tidak terjadi atau bahkan memutarbalikkan fakta. Padahal, menurutnya fakta sejarah yang menjatuhkan Gus Dur dalam kepemimpinan di PKB.

"Pendongkelan, kemudian mengkick out, ya sejarahnya tetap harus diakui, jangan terus dibilang oh itu tidak. Ada!" ujar Inayah, Rabu (6/9/2023).

Baca juga:
Identitas 11 Tokoh yang Mendaftar Bacabup di PDIP Tulungagung, 4 PNS

Kendati demikian, perempuan, aktivis dan seniman bergerak di Positive Movement (PM) ini meminta Gusdurian tetap adem.

Lantaran, menurut Inaya Gusdurian bukanlah sebuah partai atau pun alat partai politik yang digunakan sebagai politik praktis. Gusdurian harus tetap independen tanpa intervensi dan seterusnya.

"Saya berharap terutama teman-teman Gusdurian. Karena Gusdurian itu kita tidak boleh politik praktis, sama sekali tidak boleh politik," jelasnya.

Baca juga:
11 Tokoh Ambil Formulir Pendaftaran Bacabup di DPC PDIP Tulungagung

Saat disinggung mengenai pencalonan Muhaimin, Inaya menanggapinya dengan santai. Menurutnya juga menganggap pencalonan tersebut merupakan hak bagi setiap individu sebagai warga negara Indonesia.

"Hehehe. Ya gak apa-apa, semua orang kan berhak. Semua orang punya gak cita-cita. Ya jadi tidak apa-apa juga," pungkasnya.