Pixel Codejatimnow.com

Ponpes Darul Fiqhi Lamongan Angkat Bicara Soal Dugaan Keracunan Massal

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Pengasuh ponpes didampingi Dinkes dan polisi setempat menjelaskan hasil laboratorium dan kronologis kejadian. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Pengasuh ponpes didampingi Dinkes dan polisi setempat menjelaskan hasil laboratorium dan kronologis kejadian. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pengasuh Pondok Pesantren Darul Fiqhi Desa Rejosari, Kecamatan Deket, Lamongan angkat bicara soal dugaan keracunan massal yang menimpa 49 santri pada Sabtu (9/9/2023).

Kebanyakan dari mereka mengalami gejala yang hampir sama yakni nyeri perut, batuk, dan nyeri tenggorokan.

Oleh Dinas Kesehatan setempat, kejadian ini masih diselidiki dan menetapkan insiden tersebut sebagai kejadian luar biasa.

Pengasuh Ponpes, Kh. Abdul Muadzim menceritakan bahwa kejadian tersebut menimpa mayoritas santriwati. Sehingga menyimpulkan bahwa tidak ada keracunan makanan dari Ponpes karena santri laki-laki tidak mengalami gejala apapun.

"Kejadian ini awal diketahui Sabtu pagi, 10 santri putri sakit secara bersamaan dan dirujuk ke RS Soegiri dan Puskesmas Deket. Kemudian disusul santriwati yang lain. Semua berjumlah 49 santri putri dan 1 santri laki-laki," katanya, Senin (11/9/2023).

Dalam hal ini, Dinkes Lamongan tidak mendapati indikasi keracunan lantaran kurangnya bukti sampel makanan yang sudah tidak ada. Ia juga mengasumsikan bila pada hari sebelum kejadian, tepatnya hari Jumat santriwati mendapat banyak kunjungan dari orang tua wali.

Baca juga:
Makam Remaja Pacitan Dibongkar, Polisi Periksa 6 Saksi

"Hari Jumat tanggal 8 bertepatan kunjungan wali murid. Bisa jadi konsumsi makanan dari luar. Saat itu sudah banyak sakit batuk-batuk," kata Sub Koordinator Survei Lans dan Imunisasi Dinkes Lamongan, Maratus Sholihah.

Menurut data yang diuraikan dokter, bila para santri ini kebanyakan menderita gastrisit atau maag akut yang dipicu asam lambung. Kecenderungan ini terjadi karena stres, cemas, atau panik.

"Karena melihat temannya sakit terus ikut sakit pula, bisa juga karena panik mendekati ujian, banyak faktor. Tapi kalau hasil laboratorium tidak menunjukan adanya keracunan," beber dokter yang menangani dugaan keracunan massal, Dr. Hadi Sumarto.

Baca juga:
Makam Remaja di Pacitan Dibongkar, Keluarga Menduga Minum Kopi Beracun

Dari data yang dihimpun Dinkes Lamongan, sebagian besar santri kondisinya sudah membaik dan dipulangkan. 18 santri dirawat di Puskesmas Deket, 2 orang di RSI Lamongan, dan 26 orang di RS dr. Soegiri Lamongan.

"Ponpes Darul Fiqhi memohon do' a dan support untuk kesembuhan para santri yang saat ini masih menjalani pemulihan baik yang di rumah sakit maupun yang berada di rumah," tutup Pengasuh Ponpes.

Untuk tindak lanjut, Dinkes juga bakal terus mencari tahu pasti penyebab utama sakit massal yang dialami santri Darul Fiqhi dengan mencoba mengambil sampel air.