jatimnow.com - Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur telah berhasil mengevakuasi trenggiling yang ditemukan oleh Fajar Wiharjo di Desa Sahang, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo.
Trenggiling yang terluka ini, sejenis famili pholidota, akan menjalani rehabilitasi di Madiun Umbul Square. Tenggiling ditemukan dalam kondisi terluka dan lemas, diduga kuat cedera tersebut disebabkan oleh serangan hewan buas di lereng Gunung Wilis.
“Rencananya, hewan Trenggiling mendapat perawatan intensif dari dokter hewan di Madiun Umbul Square,” ujar petugas resort Konversi Wilayah 06 BKSDA Jatim, Pramundito, Selasa (19/9/2023).
Dia mengatakan setelah melihat bahwa trenggiling tang ditemukan di lereng Gunung Wilis ini memiliki berat sekitar 3 kg, panjang mencapai 60 cm, dan berusia sekitar 2 tahun.
“Setelah dirawat di Madiun Umbul Square kami berencana untuk melepaskannya kembali ke habitat aslinya, yaitu kawasan hutan lereng gunung,” kata Pramundito.
Dia menjelaskan bahwa trenggiling yang ditemukan termasuk dalam jenis Trenggiling manis javanica, yang merupakan hewan yang dilindungi oleh undang-undang karena terancam punah di alam.
Baca juga:
Laskar Kamil, Bantahan Ketua KPU Sidoarjo, Dana BOS SMK 2 PGRI Ponorogo
Ia berharap jika masyarakat menemukan jenis trenggiling ini yang sehat, mereka segera melepaskannya kembali ke alam bebas.
"Temuan ini merupakan yang pertama kalinya di Ngebel," pungkasnya.
Sebelumnya, Andriani seketika berteriak saat melihat trenggiling di semak belukar di dekat teras rumahnya, Desa Sahang, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo.
Baca juga:
Tanah Longsor Tutup Akses Jalan Madiun ke Telaga Ngebel Ponorogo
Saat ditemukan, trenggiling tersebut dalam kondisi terluka. Mamalia yang unik dengan sisik-sisiknya ini adalah satu-satunya jenis famili pholidota. Trenggiling yang ditemukan memiliki panjang kurang lebih 60 centimeter.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab munculnya tenggiling ini dan dari mana asalnya. Namun, dugaan kuat luka pada trenggiling yang ditemukan kemungkinan digigit oleh hewan buas yang berkeliaran di lereng Gunung Wilis.
Saat menemukan hewan tersebut, Andriani segera berteriak memanggil suaminya, Fajar Wiharjo, yang kemudian mengambil tenggiling tersebut.