Pixel Codejatimnow.com

Istana Berbatik, Ini Makna Filosofis Motif Parang yang Dikenakan Presiden Joko Widodo

Editor : Zaki Zubaidi  
Presiden Jokow Widodo. (Foto-foto: Kominfo RI)
Presiden Jokow Widodo. (Foto-foto: Kominfo RI)

jatimnow.com - Istana Berbatik digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023) malam. Semua yang hadir mengenakan batik dengan bermacam motif, termasuk Presiden Joko Widodo.

Acara Istana Berbatik dibuka Presiden RI Joko Widodo, pukul 19.00 WIB. Dalam acara tersebut, kepala negara mengenakan batik motif Parang Barong Seling Kembang Udan Riris dengan dominasi warna coklat.

Batik motif parang mempunyai makna memerangi, simbol seorang pemimpin harus berani bersikap tegas memerangi ketidakbenaran yang ada.

Motif ini biasa dikenakan oleh para raja, sementara motif udan riris yang berarti hujan gerimis bermakna memberikan kesejukan di tengah kondisi yang gersang.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menekankan batik perlu terus dijaga dan dilestarikan salah satunya dengan pemanfaatan teknologi digital.

"Batik merupakan warisan leluhur yang harus terus dijaga serta dilestarikan oleh generasi penerus Bangsa Indonesia. Batik ini kan penuh nilai-nilai budaya, filosofinya kuat," ujar Budi Arie dalam siaran pers.

Menkominfo mengaku termasuk penggemar kemeja batik dan kerap memakai untuk kegiatan bekerja sehari-hari.

Baca juga:
Jatimnow Hari Ini: 125 Orang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Malang

"Baju sehari-hari saya kan batik. Saya termasuk orang yang penggemar batik karena nyaman dipakai, punya nilai keindahan, rasa, arsitektur. Batik ini beragam, yang saya kenakan motifnya Surakarta atau Solo, pilihan istri," tuturnya.

Peragaan busana dalam acara Istana Berbatik.Peragaan busana dalam acara Istana Berbatik.

Dalam Peringatan Hari Batik Nasional 2023, Menteri Budi Arie mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk pelestarian warisan budaya tak benda itu. Menurutnya, penjualan busana batik harus ditingkatkan dari segi konvensional maupun digital, karena menurutnya hal itu bisa melahirkan multiplier effect, khususnya di sektor pertumbuhan ekonomi.

Baca juga:
Foto: Menjaga Kelestarian Batik Tulis Sari Kenongo asal Sidoarjo

"Justru ini harus bisa kita tingkatkan. Dengan kita membeli satu buah batik, multiplier effect kemana-mana penjahitnya pasti orang Indonesia, motifnya, perajinnya. Jadi, kita harus bangga dengan adanya karya kreatif produk dalam negeri," ungakpnya.

Event Istana Berbatik merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional pada Senin, 2 Oktober. Acara itu diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Peragaan busana batik yang dihadiri sekitar 500 peserta itu digelar untuk melestarikan budaya Indonesia sekaligus meneguhkan batik sebagai warisan budaya asal Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda atau intangible cultural heritage sejak 2 Oktober 2009.