jatimnow.com - Sebanyak 3.044 orang pekerja Sigaret Kretek Tangan (SKT) Sampoerna yang berdomisili di kota Surabaya menerima Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT DBHCHT).
BLT ini telah diserahkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di fasilitas produksi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Kali Rungkut, Surabaya, Senin (2/10/2023) lalu.
Pada penyerahan BLT DBHCHT tahun ini, Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) menambah jumlah penerima menjadi 15.000 orang pekerja industri hasi tembakau (IHT) dari yang sebelumnya 12.026 orang pada tahun 2022.
Jumlah besaran BLT DBHCHT yang diberikan pun mengalami kenaikan. Kalau tahun sebelumnya sebanyak Rp900.000, maka untuk tahun ini naik menjadi Rp1.000.000 yang akan diberikan secara bertahap, yaitu bulan Oktober dan November 2023.
Eri menuturkan, BLT DBHCHT kali ini diberikan oleh Pemkot Surabaya bagi para pekerja di sektor IHT. Ia menyampaikan, para pekerja sektor IHT seperti karyawan SKT didominasi oleh perempuan yang mayoritasnya menjadi tulang punggung bagi keluarga.
"Jadi pencairan tahun ini memang ada yang tidak semua bisa di-cover pemerintah pusat. Jadi ada yang sudah diberi oleh Kementerian Sosial. Sedangkan yang belum ter-cover oleh pemerintah pusat maka diberi dari APBD Surabaya, ini dari dana bagi hasil cukai,” kata Eri.
Ia melanjutkan, total anggaran untuk pencairan BLT DBHCHT sebesar Rp15 miliar. Selama ini, pencairan BLT DBHCHT diberikan dalam beberapa bentuk. Ada yang menerima langsung dalam bentuk tunai, ada yang menerima berupa modal usaha, serta ada juga yang menerima bantuan alat seperti mesin jahit.
”Dari dulu kita berprinsip tidak semua penerima harus diberikan BLT saja, sehingga mereka juga bisa memulai usaha dan meningkatkan kehidupannya, apakah itu mereka dari modal usaha atau dari menerima bantuan alat seperti mesin jahit itu,” jelasnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menambahkan, keberadaan para perempuan hebat di sektor IHT, terutama para pelinting menjadi cerminan semangat dan kerja keras untuk meningkatkan pendapatan dari masyarakat Surabaya.
Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin yang turut hadir menuturkan, untuk tahun ini memang ada peningkatan penerima BLT DBHCHT. Ada sebanyak 15.000 warga miskin penerima bantuan berupa BLT DBHCT.
Baca juga:
Khofifah Apresiasi MPS Bojonegoro Mampu Serap 3 Ribu Karyawan
Dari jumlah tersebut, 3.745 orang di antaranya merupakan warga Surabaya yang bekerja sebagai buruh pabrik rokok di Kota Pahlawan.
"Untuk pabrik rokok tahun 2023 ini yang menerima 3.745 orang. Sedangkan tahun lalu sekitar 2.000 orang. Jadi naik, baik dari segi jumlah maupun segi nominalnya. Para penerima BLT DBHCHT tahun ini tidak saja dari para pekerja yang berhubungan dengan sektor produksi saja, mereka yang dari sektor di luar produksi juga menerima seperti sekuriti, tenaga kebersihan, tenaga kasar maupun sopir,” jelasnya.
Terpisah, Direktur Sampoerna Elvira Lianita menyampaikan apresiasinya dan ucapan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya dan jajaran Pemkot khususnya Dinas Sosial Kota Surabaya, atas penyaluran BLT DBHCHT kepada karyawan Sampoerna.
Baca juga:
Sampoerna Perkuat Komitmen Investasi untuk Penciptaan Nilai Berkelanjutan di Indonesia
"Kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Bapak Wali Kota beserta jajaran Pemkot Surabaya yang memperjuangkan kelangsungan Industri Hasil Tembakau melalui berbagai kebijakan, utamanya bagi segmen padat karya SKT. Penyaluran BLT DBHCHT hari ini tentunya sangat bermanfaat untuk menunjang kesejahteraan para karyawan," ujar Elvira, Selasa (3/10/2023).
Mayoritas penerima BLT DBHCHT adalah ibu-ibu yang memproduksi rokok linting tangan atau SKT. Saat ini, Sampoerna dan 38 Mitra Produksi Sigaret (MPS) mempekerjakan lebih dari 71 ribu karyawan, dengan tenaga kerja SKT mewakili sekitar 85 persen dari total keseluruhan tenaga kerja Sampoerna. Jumlah ini menunjukkan penambahan sekitar 5.000 tenaga kerja dibandingkan tahun lalu.