jatimnow.com - Bencana kekeringan di Kabupaten Bojonegoro kian meluas, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kini bertambah menjadi 68 desa yang tersebar di 19 kecamatan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto mengatakan permintaan distribusi air bersih mengalami peningkatan per 8 Oktober 2023. Artinya desa terdampak kekeringan jumlahnya bertambah.
"Jumlah desa yang mengalami krisis air bersih bertambah, bisa kita lihat dari meningkatnya permintaan distribusi air bersih, data terakhir ada 68 desa di 19 kecamatan yang meminta untuk air bersih," kata Ardian, Selasa (10/10/2023).
Hingga saat ini, lanjut Ardian pihaknya terus melakukan penyaluran air bersih untuk masyarakat terdampak kemarau. Ia menyebut volume droping air bersih juga ditambah, dari sebelumnya sekitar 48 sampai 52 tangki perhari, ditambah menjadi 65 hingga 75 tangki air bersih perharinya.
Baca juga:
Anggota DPRD Jatim Dr Freddy Hibahkan 500 Buku Koleksi Pribadi ke Perpus Unigoro
Sampai saat ini total 1.429 tangki air bersih dengan kapasitas 4 ribu liter tiap tangki telah disalurkan BPBD Bojonegoro ke desa-desa yang mengalami kekeringan, jika ditotal sebanyak 5.716.000 liter air bersih telah diterima warga.
"Penambahan volume suplai air bersih untuk wilayah terdampak sudah kami lakukan, Hampir setiap hari petugas melakukan droping air bersih, hal itu semoga bisa membantu masyarakat yang sampai saat ini masih mengalami kekurangan air akibat musim kemarau panjang ini," tutupnya.
Baca juga:
Bojonegoro Catat Pertumbuhan Ekonomi Terendah di Jawa Timur pada Triwulan II 2024
Sementara itu, Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tuban, Zem Irianto Padma menyatakan, musim kemarau diperkirakan mulai berangsur reda di bulan November 2023 nanti.
"Kemarau kira-kira agak reda di November nanti, ditandai masuknya awal musim penghujan," pungkasnya.