Pixel Codejatimnow.com

Warga Dusun Sukun Ponorogo Jalan Kaki Susuri Hutan demi Air Keruh

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahmad Fauzani
Warga Dusun Sukun Ponorogo berjalan kaki susuri hutan untuk mendapat air. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Warga Dusun Sukun Ponorogo berjalan kaki susuri hutan untuk mendapat air. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Musim kemarau adalah waktu terberat bagi warga Dusun Sukun, Desa Sidoarjo, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Terlebih di tahun 2023 ini.

Bagaimana tidak, setiap hari mereka harus berjalan kaki untuk mendapatkan air. Bahkan kadang rela tidak mandi karena air yang didapatkan sangat minim sekali.

Mereka harus menyusuri hutan dan perbukitan guna mendapatkan air. Meski kondisi air yang jauh dari kata layak, namun tidak ada pilihan. Air keruh resapan tersebut digunakan untuk kebutuhan minum hingga memasak.

"Makan minum begini airnya. Dari pada ndak ada, ya walaupun keruh tetap digunakan tidak ada pilihan lain," kisah Sumarni, Kamis (12/10/2023),

Dia mengaku krisis air bersih adalah masalah tahunan. Di 2023 ini, dia mulai kekeringan atau krisis air bersih sudah 4 bukan.

Sehingga kini mereka harus mencari air dengan berjalan kaki di sumber air yang sudah mulai mengering.

Baca juga:
Curhatan Emak-emak di Dusun Pologunting Sidoarjo: Air Sumur Hitam dan Berbau!

“Sebenarnya ada yang menjual air isi ulang, namun harganya cukup mahal, dan cuma mendapat sedikit,” terangnya.

Dia mengaku, dirinya dan warga lain datang ke sumur serapan hingga 4 kali sehari. Walaupun jalan terjal harus dilalui.

“Kadang juga harus mengantri bahkan tidak kebagian air karena banyaknya warga yang mengambil,” imbuhnya.

Baca juga:
Kekeringan di Ponorogo, BPBD: di luar Prediksi, Desa Krebet juga Terdampak

Krisis air bersih seperti ini sudah terjadi setiap tahunnya. Sementara droping air bersih masih dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Warga cuma berharap ada solusi untuk mengatasi krisis air ini setiap musim kemarau seperti sekarang ini.