jatimnow.com - Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jawa Timur Muhammad Fawait mendapatkan penghargaan nasional yaitu Dewi Sartika Awards. Penghargaan tersebut diberikan karena dinilai ikut serta memajukan pendidikan di Indonesia khususnya di Jawa Timur.
Salah satu pengurus Yayasan Guru Belajar Indonesia, inisiator pemberi penghargaan Dewi Sartika Awards, yaitu Sari Pertiwi Dewi mengatakan penghargaan tersebut diberikan karena kontribusi penerima penghargaan terhadap pendidikan sangat besar, terutama bagi daerahnya masing-masing.
"Tidak sembarangan penghargaan diberikan. Kami mencari masukan dan penelitian tokoh-tokoh daerah di Indonesia yang layak mendapatkan penghargaan tersebut," jelas Sari saat dihubungi melalui ponselnya, Minggu (22/10/2023).
Menurut dia, Muhammad Fawait atau Gus Fawait, salah satu penerima penghargaan dinilai turut serta memajukan pendidikan di Jawa Timur. Gus Fawait mendapat penghargaan Kategori Pemimpin Merdeka Belajar.
"Beliau (Gus Fawait) turut membantu memajukan pendidikan di wilayah di Jatim khususnya di Jember, melalui lembaga pendidikannya, Gus Fawait menggerakkan kemajuan pendidikan di daerahnya," lanjutnya.
Memajukan pendidikan, sambung Sari, diantaranya di tengah kesibukannya sebagai anggota legislatif, masih menyempatkan diri untuk memperhatikan dunia pendidikan.
"Banyak macam cara untuk memajukan pendidikan. Misalnya membantu infrastruktur dunia pendidikan, pemenuhan kebutuhan di sekolah maupun juga untuk memperhatikan kesejahteraan guru pendidik di daerah," jelasnya.
Sari menambahkan, sejumlah tokoh daerah lainnya juga mendapatkan penghargaan sejenis.
Baca juga:
Drama Kolosal Resolusi Jihad di Surabaya Bikin Merinding
"Mulai kepala daerah atau tokoh setempat melalui penjaringan dan penilaian kami yang peduli terhadap dunia pendidikan," tandasnya.
Menanggapi ini, Gus Fawait mengaku berterima kasih dan sangat bersyukur. Ia mengatakan sangat terkejut mendapat penghargaan tingkat nasional tersebut.
"Bertepatan dengan Hari Santri, terima kasih atas apresiasi ini. Ini bukti kontribusi santri. Penghargaan ini seperti vitamin untuk santri tetap bisa bergerak. Kami yakin bangsa Indonesia akan semakin maju ketika pendidikan dirasakan seluruh rakyat," kata alumnus Universitas Airlangga ini.
Gus Fawait menambahkan, pendidikan harus menyeluruh tanpa terkecuali. Terutama daerah pinggiran hutan, perkebunan, pedesaan, yang berdasar data BPS, adalah lumbung-lumbung kemiskinan.
Baca juga:
Jember Peringati HSN 2024, Santoso: Santri Harus Jelas Masa Depannya
"Kami tidak capek-capek menyuarakan pentingnya akses pendidikan bagi anak bangsa, terutama di wilayah-wilayah yang terpinggirkan tersebut. Kami santri, saya sebagai anggota DPR terus akan berjuang bergandeng tangan berjuang memberi pendidikan bagi mereka," kata dia.
Ditambahkan, sebelum ada program pendidikan gratis, pondok pesantren jauh sebelumnya telah berjuang di wilayah-wilayah pinggiran itu tanpa menghiraukan masyarakat mampu membayar atau tidak.
"Maka pemerintah jangan lupa menggandeng pondok pesantren dalam memajukan dunia pendidikan," pungkasnya.