Pixel Codejatimnow.com

Pesan Ponpes Manba'ul Hikam Sidoarjo: Memilih Pemimpin Cari Tahu Rekam Jejaknya

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahaddiini HM
Perayaan Hari Santri di Ponpes Manba'ul Hikam. (Foto: Ahaddiini HM for jatimnow.com)
Perayaan Hari Santri di Ponpes Manba'ul Hikam. (Foto: Ahaddiini HM for jatimnow.com)

jatimnow.com - Peringati Hari Santri Nasional (HSN) Pondok Pesantren Manba'ul Hikam Desa Putat, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo gelar gowes sepeda tua. diikuti ratusan santri dan alumni serta komunitas sepeda onthel tua Sidoarjo.

Dalam kesempatan itu, Gus Bahron Nafi' (43), pengasuh Ponpes Manba'ul Hikam Sidoarjo menyampaikan pesannya dalam rangka menyongsong musim politik tahun 2024.

"Sebelum menentukan pilihan calon pemimpin di tahun politik 2024 mendatang, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu selektif dan mencari tahu rekam jejak calon pemimpin tersebut, " ungkapnya.

Ia menambahkan untuk tidak terburu dalam mengambil keputusam sebagai hak dalam memilih, sebaliknya perlu adanya pemahamam dan pengenalan terhadap calon pemimpin yang telah ditetapkan nantinya.

"Jangan kesusu grusah-grusuh atau ikut-ikutan yang lainnya. Silahkan memilih sesuai hati nuraninya, yang jelas kita harus tetap mempelajari dan mencari tahu track record calon pemimpin tersebut, harus selektif intinya," ucapnya.

Dikatakan Gus Bahron, siapapun yang terpilih menjadi pemimpin pada kontestasi demokrasi 2024 mendatang, ia berharap mereka adalah pasangan yang amanah dan peduli dengan rakyatnya.

Baca juga:
Tutup HSN dengan Heroik Santri Bersholawat, Pj Bupati Pasuruan Beri Wejangan Begini

"Yang jelas tahun 2024, siapapun yang menjadi pemimpin kita adalah pemimpin yang amanah, yang ngopeni (menghidupi) sama umat, ngopeni sama rakyatnya," tambahnya.

Gus Bahron juga menyampaikan pesan kepada pemimpin yang nantinya terpilih, agar senantiasa meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dalam memimpin suatu kaum mengingat semua calon pemimpin seorang muslim.

"Saya lihat semua calon pemimpin adalah muslim, paling tidak contohlah spirit Kanjeng Nabi Muhammad SAW, bagaimana akhlak beliau memimpin negara, bagaimana beliau menjadi seorang guru, menjadi panglima perang," terangnya.

Baca juga:
Death Metal Wafat, Turnamen Ricuh, Warga Jalan Santai Pakai Sarung

Gus Bahron melanjutkan, hal tersebut sesuai dengan perintah Rasulullah yang artinya pemimpin suatu kaum itu tugasnya adalah melayani kaum tersebut, bukan malah dilayani.

"Maka, tolong ditanamkan bahwa pemimpin itu pelayan masyarakat bukan malah dilayani," pungkasnya.