Pixel Codejatimnow.com

7 Tugu Ikonik di Nganjuk, Telan Anggaran Mulai Rp60 Juta hingga Rp191 Juta

Editor : Endang Pergiwati  
Tugu Jayastamba. (media sosial Facebookfor jatimnow.com).
Tugu Jayastamba. (media sosial Facebookfor jatimnow.com).

jatimnow.com - Di Kabupaten Nganjuk, ada 7 tugu yang dibangun oleh Pemkab Nganjuk 2 tahun terakhir.

Keberadaan 7 tugu yang dibangun dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) ini tidak hanya untuk mempercantik tata kota, namun juga jadi ikon daerah.

Simak makna ikon 7 tugu di Nganjuk ini.

1. Tugu Jayastamba

Jayastamba adalah salah satu prasasti bersejarah di Kabupaten Nganjuk. Monumen prasasti ini kemudian dijadikan salah satu ikon Nganjuk dengan dibuat Tugu Jayastamba di Jl Ahmad Yani.

Tugu yang menghabiskan anggaran Rp28 miliar itu menjadi pendukung proyek Kawasan Ekonomi Nganjuk (KEN).

Tugu Jayastamba ini memiliki makna kemenangan tertulis dalam Prasasti Jayastamba, bahwa Nganjuk berdiri pada 10 April 937.

2. Tugu Keris

Tugu Keris erat dengan sejarah Desa Bendungrejo, Kecamatan Berbek. Daerah ini dahulu dikenal dengan empunya pembuat keris di zaman Belanda. Konon desa itu, awalnya dibuka oleh Empu Kilongso, sang pembuat pusaka yang berasal dari Punjung di sebelah utara Gunung Wilis.

Tugu setinggi sekitar 2 meter itu, yang terletak di Dukuh Pulerejo, utara perempatan Pasar Berbek ini berbentuk sebuah keris. Tugu ini cukup mencuri perhatian warga karena anggaran yang dihabiskan mencapai Rp77 juta.

3. Tugu Pecel

Selain Madiun, Nganjuk juga terkenal dengan nasi pecelnya. Salah satunya, banyak dijumpai di Kertosono. Karena itulah, pemkab membuat Tugu Pecel di perempatan Jl Surabaya. Tugu yang berbentuk seperti pincuk pecel, lengkap dengan nasi, tempe dan peyek itu menelan anggaran sekitar Rp60 juta.

Baca juga:
Polisi Sebar Sketsa Wajah Mayat Wanita di Hutan Nganjuk, Ada yang Kenal?

4. Tugu Asmaul Husna

Tugu ini bisa dikatakan sebagai tugu paling aneh. Namanya Tugu Asmaul Husna. Bukan namanya yang aneh. Tetapi, tugu yang dibangun di pertigaan Masjid Besar Nurul Huda, Warujayeng itu sama sekali tidak merepresentasikan sebuah daerah, seperti yang lain.

Dibangun dengan anggaran sekitar Rp65 juta, tugu setinggi 3,58 meter itu. Sayangnya, jumlah Asmaul Husna yang seharusnya 99 nama, hanya ada 94 nama. Saat ini, tugu ini masih dalam masa perbaikan.

5. Tugu Brambang

Sebagai salah satu sentra bawang merah di Indonesia, Tugu Brambang memang paling pas dibangun di Nganjuk. Tugu tersebut berlokasi di pertigaan Jalan Mastrip, Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro. Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Tugu Brambang sekitar Rp191 juta.

Di malam hari, Tugu Brambang tampak lebih indah karena dilengkapi dengan lampu warna-warni. Di depan dua buah replika bawang merah raksasa ini, terdapat tulisan “NGANJUK” di sisi utara tugu yang juga ikut menyala. Sepertinya selain Jayastamba, tugu ini yang paling cocok mewakili Nganjuk.

6. Tugu Air Mancur

Baca juga:
Polisi Kesulitan Ungkap Identitas Mayat Wanita di Nganjuk, Ini Penyebabnya

Letak Nganjuk yang diapit Gunung Wilis dan Arjuno menjadikan frekuensi angin di kabupaten ini sangat tinggi. Terutama saat pergantian musim hujan ke musim kemarau. Kondisi tersebut membuat Nganjuk dikenal dengan julukan Kota Angin.

Untuk melambangkan Kota Angin, pemkab kemudian memutuskan untuk membuat Tugu Air Mancur di Desa Tanjung, Kecamatan Loceret. Bentuknya seperti kincir angin berwarna merah dan di tengahnya terdapat air yang merambat. Tugu ini menghabiskan anggaran sekitar Rp191,8 juta.

7. Tugu Daun Tembakau

Wilayah Lengkong terkenal dengan tembakau. Sehingga Tugu Daun Tembakau dianggap menjadi representasi lokasi tersebut. Tugu ini menjulang tinggi dengan replika daun tembakau di atas tugu. Terdapat empat lembar daun lebar di bawah daun tembakau.

Bangunan ini bisa ditemui di Perempatan Lengkong. Untuk pembangunannya, tugu ini menelan anggaran hingga Rp73,3 juta.