jatimnow.com - Kepala Puskesmas Babadan, Ponorogo, Dokter Pita Nurhayani, mencanangkan gerakan Satu Minggu Satu Telur sebagai upaya penanggulangan stunting di wilayahnya.
Penanganan stunting harus melibatkan banyak sektor, tidak hanya Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Menyadari hal ini, dr. Pita pun mengambil inisiatif untuk membuat perubahan nyata.
Dalam gerakan ini, setiap karyawan Puskesmas Babadan membawa 1 butir telur setiap hari Jumat. Telur-telur ini kemudian dibagikan kepada balita stunting, balita kurang gizi, balita gizi buruk, dan ibu hamil dengan kekurangan energi kalori di Kelurahan Kertosari.
“Respons positif muncul dari karyawan Puskesmas yang bahkan membawa lebih dari satu kilogram telur,” ujarnya, Minggu (12/11/2023).
dr. Pita mengatakan, penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab Dinkes dan Puskesmas semata, tetapi juga melibatkan sektor lain seperti penyediaan air bersih, perumahan, dan pendapatan orang tua.
Baca juga:
Penanganan Stunting di Ajung Dapat Bantuan Pihak Ketiga, Ini Pesan Wabup Jember
Melalui media sosial, dr. Pita menyosialisasikan program “Satu Minggu Satu Telur,". Program tersebut pun mendapat respon positif dan dukungan dari masyarakat.
Donasi dalam bentuk bantuan telur dari masyarakat umum terkumpul, sehingga dapat membantu mereka yang menjadi sasaran dalam penanganan stunting ini, yaitu balita stunting, kurang gizi, gizi buruk, dan ibu hamil.
“Dampak dari gerakan ini sangat positif, terbukti dari penurunan angka stunting di Puskesmas Babadan,” katanya.
Baca juga:
Prenatal Yoga Mom Uung, Tingkatkan Partisipasi Menyusui hingga Tekan Stunting
Data pada Februari 2023 mencatat angka stunting sebesar 7,74%, yang berhasil turun menjadi 7,16% pada Agustus 2023. Dr. Pita berharap dapat mencapai target 7% pada akhir tahun.
"Program "Satu Minggu Satu Telur" tidak hanya membantu menyediakan asupan gizi bagi masyarakat yang kurang mampu, tetapi juga menciptakan kesadaran dan partisipasi aktif lintas sektor dalam penanganan stunting,” pungkasnya.