jatimnow.com - Kondisi kehidupan sebuah keluarga di Blitar diketahui cukup memprihatinkan. Dengan kepala keluarga yang menderita penyakit stroke, serta istri menderita gangguan jiwa, keluarga tersebut hidup di garis kemiskinan.
Saji (57) warga RT 01 RW 08, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar harus berjuang ditengah keterbatasan untuk menghidupi keluarganya.
Saji bersama keluarga tinggal dalam sebuah rumah yang reyot dan nyaris ambruk. Dinding bambu rumahnya sudah berlubang bahkan cukup untuk keluar masuk anak kecil.
Dalam rumah hampir ambruk itu, Saji tinggal bersama dengan istri dan dua anaknya. Istri saji, Sri Utami (52), menderita gangguan jiwa berat. Dua anaknya terancam putus sekolah karena kendala ekonomi yang diderita.
Selain dihuni oleh keluarganya, rumah Saji juga dihuni oleh Surip, adik kandungnya. Surip juga menderita gangguan jiwa sejak balita. Kondisi kuda kayu penyangga genteng yang sudah rapuh membuat rumahnya semakin memprihatikan. Beruntung, beberapa tetangga tak tutup mata atas nasib Saji.
"Hidupnya ya menunggu bantuan orang. Kasihan. Kami (tetangga) bergantian memberikan makanan setiap hari," kata Ponisri, tetangga Saji, Sabtu (01/09/2018).
Pemberian welas asih para tetangga kepada Saji berupa nasi yang sudah matang. Pernah suatu ketika, Saji diberi beras, namun justru dibuang oleh istrinya. Oleh warga, rumah Saji yang berlubang ditutup menggunakan Banner bekas.
Anak pertama Saji, Siti Nur Inayah mengenyam pendidikan kelas IX di MTs yang ada di Kecamatan Garum. Anak keduanya Joko, putus sekolah sejak setahun lalu. Saat bersekolah, Joko selalu dijemput pulang oleh ibunya.
Hidup Saji yang memprihatinkan membuat warga dan Pemerintah Desa berupaya membantunya. Kendala regulasi yang berbelit-belit, membuat rumah Saji tak pernah tersentuh pemerintah.
"Kami sudah berupaya sesuai kapasitas kami. Kami sudah berkirim surat ke Dinas Sosial dan BPBD tapi sampai sekarang ngga ada jawaban. Kalau pakai anggaran desa, kami tidak ada untuk itu," terang Mujito, Lurah Tawangsari di rumahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Blitar, Romelan saat dikonfirmasi mengaku kewajiban bedah rumah bukan kewenangannya. Dinas Sosial berkewajiban menangani Saji dan para penghuni lainnya.
"Kami biasanya kirimkan sembako. Coba kirimkan nama sama alamat ODGJ-nya. Nanti kami akan kami tangani," ujar Romelan.
Hingga kini, belum ada kepastian kapan rumah Saji akan dibedah. Namun yang pasti, hidup Saji akan terus terkekang dalam keprihatinan bila rumah miliknya tak kunjung mendapat bantuan.
Reporter: CF Glorian
Editor: Arif Ardianto
Baca juga:
Peringatan Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, Pengamat: Ini Penting!
URL : https://jatimnow.com/baca-6327-keluarga-ini-tinggal-di-gubuk-reyot-memprihatinkan