Pixel Codejatimnow.com

Nonton Wayang Kulit di Alun-alun Ponorogo, Khofifah Sampaikan Pesan Moral

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahmad Fauzani
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyaksikan secara langsung pagelaran Wayang Kulit di Alun-Alun Kabupaten Ponorogo. (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyaksikan secara langsung pagelaran Wayang Kulit di Alun-Alun Kabupaten Ponorogo. (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ponorogo menjadi salah satu kota di antara lima titik rangkaian Pagelaran Wayang Kulit yang digelar dalam rangka Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim oleh Pemprov Jatim.

Bumi Reog adalah titik kedua dalam pagelaran wayang kulit ini. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyaksikan secara langsung Pagelaran Wayang Kulit di Alun-alun Kabupaten Ponorogo, Minggu (19/11/2023) dini hari.

Pagelaran wayang kulit ini dibawakan oleh Ki Rudiyanto dari Blitar dengan lakon Wahyu Manik Moyo. Sedangkan Limbukan atau lawakan dibawakan oleh Cak Kirun dan Cak Marwoto.

Pada kesempatan tersebut, di tengah adegan limbukan, Gubernur Khofifah menyempatkan menyapa ribuan masyarakat yang hadir, sekaligus berdialog santai bersama Cak Kirun dan Cak marwoto.

Orang nomor satu di Jatim ini mengatakan, bahwa seni wayang kulit bukan hanya digelar untuk sekedar menghibur, melainkan sarat akan pesan moral dan etika dalam kehidupan.

“Maka, tak heran jika Wayang mampu mendapat penghargaan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” ujar Khofifah.

Untuk itu, upaya pelestarian wayang harus terus dilakukan. Terlebih wayang sudah ditetapkan oleh UNESCO sejak 7 November 2003 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga.

Baca juga:
Awali Kampanye di Ponorogo, Anies Baswedan Nonton Wayang Kulit 

“Kemudian penetapan wayang tersebut kembali masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO per tanggal 4 November 2008 di Istanbul Turki,” katanya.

Dia menerangkan, bahwa pengakuan UNESCO pada wayang menjadi prestasi membanggakan bagi Indonesia. Hal ini juga menempatkan wayang pada posisi yang tepat sebagai alat yang kuat untuk mempromosikan, melestarikan dan memahami warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

"Dalam rangkaian Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim saya meminta kepada kawan-kawan di Pemprov Jatim, ayo menggelar wayangan di lima titik di Jatim,” urainya.

Alasannya, tentu sebagai upaya pelestarian wayang yang sudah diakui UNESCO agar makin intensif dan bisa menginspirasi dan mendidik generasi mendatang.

Baca juga:
5 Trending Topik Pekan Ini, Nomor 2 dan 3 Miris! Hati-hati ya Lur

“Banyak sekali filosofi kehidupan yang bisa dinarasikan melalui wayang. Dan seni dalam pewayangan ini tidak mudah ditirukan oleh teatrikal dan drama karena ceritanya yang panjang dan sarat nilai nilai filosofis baik kesejarahan, kehidupan maupun perjuangan,” terangnya.

Khofifah menyebutkan bahwa wayang menjadi ikon budaya yang mendunia dan menjadi pintu gerbang untuk memahami lebih dalam tentang budaya Indonesia.