Pixel Codejatimnow.com

Rumah Dijual Anak, Pensiunan ASN Bangkalan Telantar di Belakang SGB

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Fathor Rahman
Dua pensiunan ASN yang hidup telantar di Bangkalan. (Foto: Dinsos Bangkalan for jatimnow.com)
Dua pensiunan ASN yang hidup telantar di Bangkalan. (Foto: Dinsos Bangkalan for jatimnow.com)

jatimnow.com - Nasib malang dialami oleh seorang pensiunan aparatur sipil negara (ASN) di Bangkalan bernama Muhammad Hafid bersama istrinya, Masfufah. Di usia senja kedua lansia ini hidup telantar setelah rumah mereka dijual oleh anaknya.

Keduanya merupakan warga Jalan Halim Perdana Kusuma, Kelurahan Tonjung, Bangkalan.

Kepala Dinas Sosial, Wibagio Suharta mengatakan pihaknya melakukan evakuasi terhadap kedua lansia ini. Mereka membawanya ke rumah singgah milik Pemerintah Kabupaten Bangkalan.

"Dua lansia tersebut sudah kami evakuasi ke rumah singgah," ujarnya, Kamis (23/11/2023).

Ia mengatakan, kedua lansia itu ditemukan di emperan rumah kos yang berada di belakang Stadion Gelora Bangkalan (SGB). Semula, Hafid bersama istrinya menyewa rumah kos tersebut. Namun, karena tak memiliki uang lagi untuk membayar rumah kos itu, keduanya harus keluar.

Kondisi keduanya yang tak memiliki uang membuat mereka terpaksa tinggal di emperan kos.

Baca juga:
KH Zubair Muntashor Tutup Usia, Ribuan Warga Bangkalan Antarkan Jenazah

Wibagio mengatakan, Hafid merupakan pensiunan ASN dan istrinya pensiunan guru honorer. Saat ini kondisi Hafid kesulitan berjalan karena pernah mengalami stroke. Sedangkan istrinya saat ini terbaring sakit.

"Untuk suaminya pensiunan ASN dan istrinya dulu guru honorer. Kondisi keduanya juga sedang tidak sehat," imbuhnya.

Ia mengatakan, dalam tiga hari kedepan dua lansia ini akan menempati rumah singgah. Setelah itu, pihak Dinsos akan menyewakan rumah kos sementara untuk keduanya sembari menunggu respons dari pihak keluarga.

Baca juga:
Bawaslu Bangkalan Buka Pendaftaran Calon Panwascam, Ini Mekanismenya

Diketahui, sebelum menempati rumah kos itu Hafid dan istrinya memiliki rumah dan mobil. Keduanya hidup berkecukupan. Namun, anak tiri Hafid kerap bermasalah dengan hukum akibat terlibat kasus narkoba. Hal itu membuat Hafid harus menjual hartanya untuk kebutuhan anak tirinya tersebut.

"Dulu mereka punya rumah tapi dijual oleh anaknya," pungkasnya.