Pixel Codejatimnow.com

Tekan Buta Aksara, Dinas Pendidikan Jawa Timur Fokus Kuatkan Literasi

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Gerhana
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai.

jatimnow.com - Dinas Pendidikan Jawa Timur tengah fokus menguatkan literasi demi menekan angka buta aksara.

Saat ini, Jawa Timur menduduki peringkat empat dalam pengembangan literasi pendidikan seluruh Indonesia.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Aries Agung Paewai mengatakan, menumbuhkembangkan dan meningkatkan kualitas literasi di berbagai lini bukan hanya tugas pemerintah saja. Namun juga membutuhkan kerjasama semua sektor terutama masyarakat.

"Semoga di Jatim, pemerataan semakin baik. Tidak ada lagi daerah yang timpang satu dengan yang lain terlalu jauh jaraknya. Untuk menuntaskan buta aksara butuh sinergi semua pihak," kata Aries pada Kamis (23/11/2023).

Pj Wali Kota Batu ini berharap, literasi di Jawa Timur semakin meningkat. Sehingga, hal ini dapat menekan angka buta aksara dan meningkatkan minat masyarakat untuk melek huruf.

"Perlu penguatan mulai jenjang pendidikan dari tingkat SD/ SMP dan berbagai tingkat pendidikan setingkat. Tingginya literasi di masyarakat tentu berdampak positif yaitu bisa menekan angka buta aksara dan masyarakat semakin melek huruf," katanya.

Sebelumnya, Pemprov Jatim menggelar acara puncak Hari Aksara Internasional (HAI) 2023 di Pasar Induk Among Tani Kota Batu pada Rabu (22/11/2023).

Pemprov Jatim berharap dalam peringatan HAI 2023 bisa meningkatkan literasi, atau bukan hanya literasi menulis, membaca dan berhitung saja. Namun, juga literasi secara science dan mathematics.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur, Adhy Karyono menyampaikan, angka melek huruf di Jawa Timur saat ini yakni 93 persen. Meski begitu, pihaknya tetap berupaya melakukan peningkatan.

"Terutama lansia, bagi masyarakat yang usia 50 tahun keatas. Walaupun mereka sudah sepuh, tetap menjadi tanggung jawab kami. Agar bisa membaca dan mengikuti perkembangan jaman," kata Karyono pada Rabu (22/11/2023).

Baca juga:
Guru SD di Surabaya Digembleng Cara Dampingi Siswa Inklusi

Menurutnya, tingginya literasi di masyarakat akan berdampak positif yaitu bisa menekan angka buta aksara dan masyarakat akan semakin melek huruf.

Karyono menjelaskan, bentuk literasi bermacam, seperti literasi science atau belajar menguasai ilmu pengetahuan. Selain itu, ada juga literasi secara mathematics, yakni berhitung dan logika berfikir yang tepat.

"Juga ada literasi digital. Jika semua literasi dikuasai dengan baik, maka tentu akan membuat masyarakat lebih mudah mengikuti perkembangan (literasi) dunia internasional," katanya.

Hal ini juga, melihat indikator kualitas hidup yang ada masih dilihat dari lamanya pendidikan. Sehingga, Jawa Timur hanya sedikit sekali kenaikan tingkat literasinya.

"Seperti sekolah informal, mengaji dan pondok pesantren belum terhitung sekolah. Padahal, di Jawa Timur ini banyak sekali pondok-pondok pesantren," ujarnya.

Baca juga:
Dinas Pendidikan Kota Batu Gelontor Rp13 Miliar untuk Bosda 2024

Pemprov Jatim juga ingin menjamin akses bagi anak-anak untuk bisa sekolah di usia sekolah dengan gratis dan tidak ada kendala.

Hal ini karena terdapat kendala anak putus sekolah ditengarai adanya sejumlah faktor. Seperti, angka pernikahan dini yang masih tinggi dan faktor ekonomi.

Pemprov Jatim ingin tidak ada lagi anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah. Kemudian, masyarakat yang buta huruf juga semakin ditekan sehingga indeks kualitas hidup semakin baik.

"Karena itu, harus ada program yang terpadu. Antara program pendidikan dan program perlindungan sosial. Mudah-mudahan para perencana dan pejabat di tingkat kabupaten/ kota, bisa memperhatikan hal ini," katanya.