Pixel Codejatimnow.com

Soal Dugaan Pencemaran Sungai Keyang Ponorogo, Ini Pernyataan DLH

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahmad Fauzani
Warga sedang menunjukkan kotoran sapi yang terbuang di Sungai Keyang (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Warga sedang menunjukkan kotoran sapi yang terbuang di Sungai Keyang (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ponorogo angkat bicara perihal pencemaran di Sungai Keyang, Desa Mgadirojo, Kecamatan Sooko. DLH pun tidak menampik bahwa Sungai Keyang tercemar kotoran sapi.

"Kami sudah berusaha limbah dikurangi dan menggagas penggunaan biogas untuk pengolahan limbah ternak sapi,” ujar Kepala DLH Ponorogo, Gulang Winarno, Rabu (29/11/2023).

Gulang menjelaskan bahwa tahun ini telah ada bantuan 22 unit biogas dari pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten untuk masyarakat di Kecamatan Pudak.

“Di Kecamatan Pudak itu memang awalnya kotoran sapi berasal dari Kecamatan Pudak. Disana sentra sapi perah,” kata mantan kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Namun, dia mengakui masih kurang banyak, dengan harapan bisa mengurangi limbah kotoran sapi.

"Saat ini, masih kurang banyak. Harapan kami bisa mengelola limbah sapi dengan lebih baik," kata Gulang.

Ia juga berjanji akan berkomunikasi dengan Industri Pengolahan Susu (IPS), pembina langsung peternak sapi, untuk memastikan pengelolaan limbah yang lebih efektif.

Baca juga:
Warga Ngadirojo Ponorogo Resah Sungai Keyang Tercemar Limbah Kotoran Sapi

Gulang mengingatkan bahwa pengelolaan limbah bersama-sama oleh masyarakat, khususnya peternak, penting untuk menjaga kebersihan dan pemanfaatan limbah dengan baik.

“Jika tidak, dampaknya seperti di Sungai Keyang, airnya luar biasa keruh," tandas Gulang.

Sebelumnya, Sungai Keyang di Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, menjadi sumber kekhawatiran bagi warganya. Sungai tersebut mengalami perubahan warna dan berbusa.

Baca juga:
Mayoritas Sungai di Tulungagung Tercemar Bakteri E Coli dari Limbah Peternakan

Dugaan kuat tercemar oleh limbah kotoran sapi dari sentra sapi perah di Kecamatan Pudak. Hingga saat ini, sekitar 100 ton kotoran sapi diduga mencemari sungai Keyang setiap harinya.

Kotoran sapi itu warna airnya menjadi keruh dan kehijauan. Warga, seperti Arif Santoso, menyatakan bahwa permasalahan ini sudah berlangsung bertahun-tahun, dengan limbah kotoran sapi menumpuk sepanjang sungai.

"Saat musim hujan, aromanya sangat menyengat, dan air sungai berubah warna," ungkapnya, Selasa (28/11/2023).