Pixel Codejatimnow.com

Briptu Luhur Ainul Fikri, Ajari Anak-anak Tunanetra di Ponorogo Main Gamelan Reog

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahmad Fauzani
Briptu Luhur Ainul Fikri saat mengajari bermain alat musik anak-anak difabel. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Briptu Luhur Ainul Fikri saat mengajari bermain alat musik anak-anak difabel. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Berawal ingin membagi ilmu, Briptu Luhur Ainul Fikri mengajari anak-anak untuk bermain alat musim reog. Menariknya, Briptu Luhur memilih mengajari anak-anak penyandang disabilitas.

Di tengah bertugas sebagai polisi lalu lintas, Briptu Luhur menyempatkan datang ke panti asuhan tunanetra di Ponorogo. Di sana, Briptu Luhur mengajar anak berkebutuhan khusus bermain alat musik warisan leluhur.

Tidak sekadar mengajar, Briptu Luhur juga dekat dengan para anak-anak difabel itu. Itu terlihat, saat ia sampai di panti yang berlokasi di Jalan Pramuka. Ia disambut anak-anak difabel dengan sukacita. Saat datang, Briptu Luhur masih menggunakan pakaian seragam.

Dengan telaten, Briptu Luhur mengajari satu per satu anak-anak difabel ini. Terlihat tangannya lincah, membantu anak-anak difabel dalam bermain gamelan reog.

“Saya pengen reog lestari. Difabel pasti bisa memainkannya,” ungkap Briptu Luhur, Sabtu (8/12/2023).

Dia mengaku sudah dua tahun mengajari anak-anak berkebutuhan khusus ini. Dia melatih anak-anak di panti asuhan ini mengasah bakat mereka, dalam seni musik, khususnya gamelan

“Semua diajarkan, mulai dari menabuh gendang, menabuh gong, meniup slompret (terompet reog), dan juga bermain angklung, serta memukul kenong,” tambah anggota Satlantas Polres Ponorogo ini.

Baca juga:
Titik Indrawati Sukses Berbisnis karena Ingin Angkat Derajat Keluarga

Menurutnya, tantangan selalu ada. Terlebih saat pertama kali melatih pada dua tahun lalu. Mereka rata-rata tidak mengenal tentang reog.

“Beberapa cuma bisa mendengar tanpa melihat. Memang harus sabar dan telaten, bahkan kadang juga menyesuaikan dengan mood mereka,” terangnya.

Walaupun begitu, menurutnya mereka mempunyai kelebihan. Briptu Luhur mengaku bahwa anak-anak tersebut justru cepat menangkap hal yang diajarkan.

“Mereka itu cepat sekali menguasai materi yang saya berikan. Saya saja tidak menyangka,” tegasnya.

Baca juga:
Kisah Nadya Andini, Mahasiswa Tunarungu ITS Lulus Cumlaude

Salah satu anak panti asuhan yang belajar kesenian reog, Muhammad Harris, mengatakan gembira. Awalnya penasaran dengan alunan musik reog yang berasal dari slompret.

"Kok bisanya meniup slompret seakan tidak putus-putus. Dulu pun saya juga agak-agak takut dengan namanya reog, tapi setelah tahu saya senang,” pungkasnya.