Pixel Codejatimnow.com

5 Periode Baktiono jadi Anggota Legislatif di Surabaya, Berapa Sih Ongkos Politiknya?

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ni'am Kurniawan
Baktiono usai memimpin rapat komisi C DPRD Surabaya (foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Baktiono usai memimpin rapat komisi C DPRD Surabaya (foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

jatimnow.com - Baktiono sudah lima periode menjadi anggota DPRD Surabaya. Rekor panjang menjadi wakil rakyat dan selalu ingin dekat dengan warga Surabaya.

Kiprahnya, sangat panjang sebagai seorang politisi, aktivis, hingga inisiator aturan-aturan hingga program untuk kota Pahlawan.

Baktiono, adalah politisi PDIP, kiprahnya panjang di partai yang dinaungi Megawati Soekarnoputri itu. Bahkan, sejak PDIP, masih bernama PDI (Partai Demokrasi Indonesia).

Sebagai anggota legislatif sejak 1999 pintu rumah Baktiono di Jalan Tambak Segaran Wetan Nomor 100 juga seolah menjadi balai pengaduan terbuka untuk warga yang mengadu, atau hanya sekedar berkeluh kesah.

Lima periode menjadi anggota dewan. jatimnow.com mencoba mencari tahu, berapa sih ongkos politik menjadi seorang politisi di kota besar, seperti Surabaya?

Beberapa pertanyaan pun kami sodorkan dengan sedikit bumbuan candaan supaya tak menyinggung. Namun, apa yang kami dapat di luar dugaan, Baktiono malah membuka lebar apa yang menjadi detail pertanyaan kami.

Berikut sekelumit perbincangan jatimnow.com dengan sosok Baktiono:

(-) jatimnow.com : Pak Bak, jadi anggota dewan sudah berapa periode?

(+) Baktiono: lima, jalan enam ini.

(-) jatimnow.com : Wah, kok sudah nyebut enam. Periode depan sudah bisa memastikan jadi ya, hehe.

(+) Baktiono: Hahaha

(-) jatimnow.com : Cerita dong Pak Bak, jadi dewan lima periode apa saja yang sudah dilakukan?

(+) Baktiono: Yo uakeh wes ketok kabeh. Ojo ngono pertanyaane. Opo ae sih prestasine dadi anggota dewan? (Ya banyak sudah kelihatan semua. Jangan gitu pertanyaane. Apa saja prestasi jadi anggota dewan?).

(-) jatimnow.com : Masok, apa saja Pak?

(+) Baktiono: Aku (saya) jadi anggota dewan sejak 99. Tapi prestasi itu terukir banyak pada periode tahun 2003. Itu edan-edanan (itu gila-gilaan). Di satu periode lima tahun aku lompat di tiga komisi sekaligus. Komisi keuangan, pembangunan, trus komisi A pemerintahan.

(-) jatimnow.com : Kok bisa lompat-lompat gitu ya Pak?

(+) Baktiono: Ya, jadi politisi itu memang pertarungannya di Komisi. Salah satu cara untuk melayani warga dan masyarakat, untuk bisa memberikan pelayanan ya harus berpengaruh. Yang bisa mempengaruhi itu kalau kita di eksekutif atau legislatif. Jadi bukan soal dimana tempatnya atau dimana jabatannya. Tapi bagaimana pengaruhnya untuk membantu masyarakat.

Baca juga:
2 Penghargaan Otoda Diharapkan jadi Cambuk Pembangunan Surabaya

(-) jatimnow.com : Coba berbagi cerita pak, apa saja prestasi di periode pertama itu?

(+) Baktiono : Di Komisi keuangan. Parkir Pra-Bayar itu usulanku, pajak online, terus Perda (Peraturan Daerah) ekonomi kreatif itu usulanku (usulan saya) sing saiki dadi (yang sekarang jadi) E-Peken itu loh, itu hasil produk yang disempurnakan. Dulunya Perda Ekonomi kreatif, produkku.

Terus lagi waktu di Komisi A Pemerintahan, periode SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) memberlalukan program E-KTP, Suroboyo wis ndisiki (Surabaya sudah mendahului). Dadi (jadi) waktu itu warga yang mau ngurus KTP wajib hukumnya datang ke kantor kelurahan, dan tidak diwakili, karena harus cap sidik jari.

Komisi ketiga Kesejahteraan Rakyat. Opo (apa) produkku, yaitu Siswa Pemantau Jentik. DBD itu kalah sama anak kecil, program pemantau jumantik orang tua-tua itu matanya sudah plus, wes nggak awas maneh (sudah nggak tajam lagi). Tapi kalau anak-anak? Dan itu dijadikan program setiap anak sekolah wajib membawa jentik nyamuk dan dibawa ke sekolah? Jadi pak. Dan setelah itu ditambah dengan wawasan bahaya DBD, bagaimana pencegahannya, jadi pengetahuan DBD itu sudah terpatri sejak anak usia dini.

Baktiono (dua dari kanan dibawah) sembari merangkul Wakil Walikota Surabaya Armuji, saat berfoto bersama Megawati Soekarnoputri di tahun 1996 (dok.pribadi for jatimnow.com)Baktiono (dua dari kanan dibawah) sembari merangkul Wakil Walikota Surabaya Armuji, saat berfoto bersama Megawati Soekarnoputri di tahun 1996 (dok.pribadi for jatimnow.com)

(-) jatimnow.com : Keren, ngomong-ngomong prestasi pak. Berapa yang sudah terealisasi?

(+) Baktiono : Ya wes gak keitung (Ya sudah tidak terhitung). Baru-baru ini, Komisi C kita panggil semua rumah sakit-rumah sakit swasta di Surabaya. Kita panggil kita beri arahan supaya rumah sakit ini mau memberikan pengobatan gratis untuk warga kota Surabaya. Kalau nggak mau kita cabut izin operasionalnya.

(-) jatimnow.com : Hehe, bisa begitu ya! Nyaman ya pak jadi anggota dewan?

(+) Baktiono : Membentu warga kota Surabaya adalah tugas. Aktivistas membantu ini bukan hanya ada seketika sekarang menjadi anggota dewan. Tapi sejak dulu di kampus, sejak duduk di senat, sejak kerusuhan orde baru. Panjang wes!

Baca juga:
DPRD Ingin Proyek Penanganan Banjir Surabaya Rampung Agustus 2024

(-) jatimnow.com : Gak bosen Pak? Hehe

(+) Baktiono: Enggak. Aku (saya), Armuji, Bambang DH, adalah pejuang partai.

(-) jatimnow.com : Ngomong-ngomong soal jadi anggota dewan. Berapa sih pak ongkosnya jadi dewan, 10 miliar ada, untuk di Surabaya?

(+) Baktiono : Kakehan (Kebanyakan) aku 300 juta dadi (jadi).

Diketahui, Baktiono merupakan politisi dengan perolehan suara terbanyak pada Pileg 2019. Ia mengantongi suara tertinggi di Surabaya. Sebanyak 22.164 suara.

Posisi kedua ada Syaifudin Zuhri 18.956 suara (dapil 5), Adi Sutarwijono 17.431 suara (dapil 3), Budi Leksono 16.731 suara (dapil 1), Sukadar 13.457 suara (dapil 4), Tri Didik Adiono 11.824 suara (dapil 1).

Sedangkan perolehan suara caleg terbesar lainnya di luar PDIP adalah caleg Demokrat, M. Machmud 19.327 (dapil 5), caleg PKB Lailah Mufidah 11.052 (dapil 3), caleg PPP Buchori Imron 10.294 suara (dapil 2) dan caleg PKB Camelia Habibah 10.030 suara (dapil 2).

Baktiono merupakan anggota DPRD Surabaya terlama sejak periode 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-sekarang. Saat ini, Baktiono duduk sebagai Ketua Komisi C bidang pembangunan. Posisinya di struktur DPC PDIP Surabaya cukup tinggi, yakni Sekretaris.