Pixel Code jatimnow.com

Terminal Teluk Lamong Kejar Target di 2024, Boyong 2 RTGC dari Tanjung Priok

Editor : Riko Abdiono  
Direktur Utama PT TTL David Pandapotan Sirait. (Foto: Riko Abdiono/jatimnow.com)
Direktur Utama PT TTL David Pandapotan Sirait. (Foto: Riko Abdiono/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kinerja PT Terminal Teluk Lamong (TTL) sejak 2020 hingga 2023 terus membaik meski arus logistik di Indonesia sedang tidak menentu.

TTL pun berani mamasang target tinggi di tahun 2024 sebanyak 879.978 TEU’s pelayanan arus petikemas. Salah satu upayanya adalah optimalisasi Aset serta kualitas SDM melalui penambahan RTGC (Rubber Tyred Gantri Crane).

Direktur Utama PT TTL David Pandapotan Sirait mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan inovatif.

Kemudian kontainerisasi cargo SBM PT Charoen melalui pola single port atau bongkar seluruh muatan import SBM sebanyak 100.000 ton per tahun dari Surabaya.

“Tren produksi muatan PT TTL baik itu arus petikemas maupun arus curah kering terus naik sejak Covid sampai 2023 walaupun logistik sedang turun drastis,” ujar David, saat menggelar media tour menyambut HUT ke-10 Terminal Teluk Lamong, Kamis (28/12/2023).

Untuk mendukung pencapaian target tersebut, TTL juga melakukan optimalisasi aset yang ada. Serta kolaborasi eksternal dan internal termasuk dengan 16 kementerian/lembaga untuk mencapai target bahkan melebihi target.

Baca juga:
Kinerja Terminal Teluk Lamong Meningkat dengan Pegawai Operasional Handal

Bagaimana strateginya? David bersama seluruh BOD (board of director) akan mendukung langkah-langkah optimalisasi dan kolaborasi. Misalnya melalui SDM berkompeten yang lebih kuat dengan perubahan-perubahan yang terjadi tiap bulan atau bahkan tiap Minggu.

“Customer selalu menginginkan pelayanan yang terbaik, misalnya kita berikan pelayanan boarding on arrival. Kemudian dwelling time masih di bawah tiga hari, kemudian kapal sandar di bawah 24 jam atau rata-rata hanya 17 jam saja,” urai David.

Ia pun berkeinginan menjadikan Terminal Teluk Lamong sebagai hub bongkar muat untuk wilayah Indonesia Timur. Karena selama ini wilayah timur masih banyak yang ke Tanjung Priok.

“Padahal ujung-ujungnya total cost efisiensi masih lebih nurah dan lebih safety di Tanjung Perak atau Terminal Teluk Lamong,” sebutnya.

Baca juga:
Kinerja Terminal Teluk Lamong Meningkat Berkat Pelayanan yang Andal dan Efisien

Sedangkan untuk langkah optimal di tahun 2024, PT TTL akan berkolaborasi dengan grup Pelindo di seluruh Indonesia. Dimana aset-aset grup Pelindo yang utilitasnya masih rendah bisa dipindahkan ke Teluk Lamong. Dengan tujuan terjadi unlock capacity peralatan sehingga kapasitas TTL bisa meningkat 2 kali lipat.

“Misalnya Rubber Tyred Gantri Crane (RTGC) yang ada di Tanjung priolk, rencana ada 2 unit tahun depan dipindahkan kesini untuk unlock capacity mempercepat bongkar muat di Teluk Lamong,” pungkas David.

Untuk diketahui, RTGC adalah suatu alat berat yang digunakan untuk memindahkan box kontainer dari trailer ke penampung kontainer sementara atau sebaliknya.