jatimnow.com - Hasil uji labolatorium yang dilakukan oleh Dinas lingkungan hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro terhadap sampel air bercampur lumpur yang menyembur di Dusun Sanggar Desa Sidomulyo Kecamatan Kedungadem telah keluar. Warga bisa bernafas lega karena air yang keluar itu aman untuk digunakan.
"Hasil sementara dari uji laboratorium bahwa tidak didapati kandungan yang berbahaya dalam air tersebut, baik bakteri maupun yang lainnya. Kondisi PH air juga normal di 6,63 dan suhu 34 derajat, dan menurut permenkes standar baku mutu air yang bisa digunakan, air ini insya Allah tidak berdampak pada manusia dan tanaman maupun lingkungan (tidak berbahaya)," kata Kepala DLH Bojonegoro, Dandi Suprayitno, Jumat (28/12/2023).
Dandi mengungkapkan sebelumnya semburan air itu pernah terjadi pada tahun 2021 yang lalu. Saat itu warga setempat sedang berupaya mencari sumber air dengan cara membuat sumur bor di lokasi tersebut.
Namun, baru setengah pengerjaan air tiba-tiba menyembur keatas. Kemudian, rekomendasi saat itu sumur bor di tutup dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Selanjutnya, selama dua tahun di tutup ternyata masih ada air yang keluar dari sumur bor tersebut. Oleh warga air itu kemudian dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.
Baca juga:
Semburan Air di Sidomulyo Berbahaya? Ini Penjelasan DLH Bojonegoro
"Hari pertama semburan itu tingginya 30 cm, dengan luas area 70 cm dan kedalaman 1 meter, saat itu langsung ada petugas yang meninjau lokasi untuk mengambil sampel air, dan saat hari kedua di tinjau lagi ke sana semburan air sudah berhenti dan mengering," bebernya.
Lanjut Dandi, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air Jawa Timur untuk tindak lanjut lebih jauh.
Baca juga:
Fenomena Semburan Air Lumpur Kembali Gegerkan Warga Sidomulyo Bojonegoro, Tercium Bau Belerang
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat dan Pihak Kecamatan agar membantu untuk menutup lubang bekas semburan air tersebut agar tidak membahayakan warga sekitar.
"Bisa jadi dapat menyembur lagi, bilamana sumur itu adalah sumur artesis (sumur yang tidak membutuhkan pompa) atau ada sungai di bawah tanah. Nah bila ada getaran gempa bumi atau cuaca sehingga berpengaruh pada tekanan yang ada mungkin bisa menyembur lagi. Tapi kita belum bisa memastikan itu, makanya kita berkoordinasi dengan Dinas SDA provinsi untuk dilakukan pengecekan," pungkasnya.