jatimnow.com - Perayaan tahun baru identik dengan kemeriahan pesta, dengan segala pernak-perniknya, seperti terompet. Para penjual terompet pun bisa memanen hasil yang cukup lumayan di setiap momen pergantian tahun.
Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada momen pergantian tahun ini, penjualan terompet menurun drastis. Para pedagang terompet di Kabupaten Jember mengeluhkan sepinya pembeli.
"Di tahun ini jauh menurun. Penurunan sampai 50 persen dibanding tahun kemarin," ucap Siman (30), warga Kecamatan Balung Kabupaten Jember, penjual terompet di Alun-alun Balung kepada jatimnow.com, Minggu (31/12/2023).
Siman mengaku berjualan terompet di setiap akhir tahun.
"Tahun kemarin jual terompet plastik sama seperti ini. Sekarang sepi karena sekarang ini kalah sama handphone, anak-anak kecil lebih pilih main hp daripada main terompet. Orang-orang kalaupun beli, juga banyak beli online yang lebih murah harganya," imbuhnya.
Sejak 2017, Siman berjualan terompet, namun tahun 2023 ini menjadi tahun terparah, penjualannya mengalami penurunan secara drastis.
Baca juga:
Gencar Turunkan Stunting, Pemkab Jember Minta TPPS Buka Info Fakta Lapangan
"Jual terompet mulai 2017. Sekarang ini untung nipis untuk muter modal. Tapi sebisa mungkin saya anggap biasa, penting kejual, kalau habis tahun baru setelah malam ini, yang gak laku langsung dijual dengan harga lebih murah diturunkan gak sama kayak sekarang," ujarnya.
Dalam sebulan terakhir, barang dagangannya hanya terjual 6 lusin, padahal tahun lalu sampai 10 lusin lebih.
"Hari ini, laku 50 terompet, tahun lalu bahkan 100 lebih jelang ganti tahun sudah bersih," jelasnya.
Baca juga:
Pjs Bupati Jember Paparkan Nota Pengantar R-APBD TA 2025
Terompet yang dijual Siman seharga Rp10 ribu untuk terompet ukuran kecil, dan Rp15 ribu untuk terompet ukuran besar.
Meski menurun drastis, Siman mengaku masih berharap di momen akhir tahun berikutnya, dagangan terompetnya bisa kembali ramai.